Kamis, 01 Mei 2014

Amerika: Senin, Rusia Akan Hadapi Serangkaian Tindakan bila "Rebut" Crimea

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Kamis (13/3/2014), memperingatkan Rusia akan menghadapi serangkaian langkah sangat serius dari Amerika Serikat dan Eropa bila tetap menganeksasi Crimea dari Ukraina.

Kerry mengatakan kepada sebuah komite Senat bahwa Moskwa boleh bersiap menghadapi tindakan dari Amerika dan Uni Eropa pada Senin (17/3/2014) bila menerima hasil referendum Crimea. Pada Minggu (16/3/2014), Crimea akan menggelar referendum untuk meminta pendapat rakyat apakah mereka memilih bergabung ke Rusia.

Menurut Amerika dan Eropa, referendum tersebut melanggar konstitusi Ukraina dan hukum internasional. Sementara itu, Rusia menyatakan mereka hanya menghormati referendum Crimea.

"Akan ada beberapa jenis respons untuk referendum itu sendiri," kata Kerry. "Jika ada tanda-tanda kompromi dari Rusia, akan ada rangkaian langkah yang serius dari Amerika Serikat dan Eropa pada Senin." Kerry berharap Rusia tahu bahwa masyarakat internasional bersatu menyikapi krisis Crimea dan Ukraina ini.

Rencananya, Kerry juga akan segera meninggalkan Washington untuk bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di London, Jumat (14/3/2014). Pertemuan ini merupakan upaya terakhir Amerika dalam mencegah krisis lebih lanjut di Ukraina akibat referendum Crimea.

Menurut Kerry, dia sudah berbicara dengan Lavrov sebelum pertemuan Jumat. Dia pun berharap argumentasinya bisa diterima Rusia sekalipun tak ada jaminan atas hal itu. Kerry dan Lavrov terus berkomunikasi hampir setiap hari terkait krisis Ukraina, tetapi belum juga mendapatkan titik temu.

Benarkah MH370 Terjebak di Segitiga Bermuda Asia seperti Kata Ki Joko Bodo?

Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang tak kunjung membuahkan hasil memicu banyak spekulasi, termasuk usaha mengaitkan kejadian tersebut dengan mitos.

Salah satu mitos yang muncul, seperti umumnya terkait dengan kasus pesawat atau kapal hilang, adalah tentang Segitiga Bermuda. Kali ini, muncul istilah Segitiga Bermuda Asia.

Pernyataan yang mengaitkan kejadian hilangnya MH370 dengan Segitiga Bermuda Asia bukan hanya berasal dari dukun, tetapi juga dari politisi.

Mantan Menteri Besar Perak, Datuk Seri Mohammad Nizar, lewat akun Twitter me-mention pembawa berita CNN, Piers Morgan, menyatakan, pencarian MH370 takkan membuahkan hasil.

"Perairan Segitiga Bermuda Baru terdeteksi di perairan Vietnam, perangkat berteknologi canggih yang mengagumkan takkan berguna," demikian tweet Nizar, Minggu (9/3/2014).

Mahaguru Ibrahim Mat Zin, orang yang menekuni supranatural dari Malaysia, mengatakan bahwa MH370 masuk ke alam gaib.

Di Indonesia, komentar Mat Zin diamini oleh Ki Joko Bodo, seperti diberitakan Tribunnews.com, Selasa (11/3/2014).

"Di alam gaib, mereka bisa hidup sampai 800 tahun. Jadi, mau seluruh dunia mencari pesawat Malaysia itu, tidak akan ketemu karena masuk, atau terperangkap ke alam gaib," katanya.

"Pesawat dan penumpangnya itu masuk saat portal alam gaib itu terbuka," ungkap Joko Bodo. Ia mengatakan, Segitiga Bermuda Asia memang ada.

Situs berita Livescience, Rabu (12/3/2014), memberitakan, ada anggapan bahwa perairan tempat hilangnya MH370 persis berada di sisi lain Segitiga Bermuda.

Benarkah?

Pertanyaannya kemudian, apakah hilangnya MH370 memang bisa dikaitkan dengan Segitiga Bermuda? Apakah Segitiga Bermuda memang ada? Bagaimana dengan Segitiga Bermuda Asia?

Benjamin Radford, editor majalah Skeptical Inquirer dan penulis buku Scientific Paranormal Investigation: How to Solve Unexplained Mysteries mengungkapkan tanggapannya di Livescience.

Ia mengatakan, "masalah terbesar dari mengaitkan hilangnya MH370 dengan Segitiga Bermuda adalah bahwa Segitiga Bermuda itu sendiri tidak ada."

Istilah Segitiga Bermuda pertama kali muncul pada tahun 1964 dan mulai populer setelah penulis bernama Charles Berlitz menuliskannya.

Berlitz memercayai, Segitiga Bermuda adalah bagian dari benua Atlantis yang hilang.

Penulis lain menambahkan bahwa Segitiga Bermuda menyimpan energi yang bisa menarik pesawat masuk. Di sana juga dipercaya merupakan tempat tinggal alien di dasar laut.

Mitos tentang Segitiga Bermuda terbantahkan pada tahun 1970 ketika wartawan bernama Larry Kusche melakukan riset tentang kawasan yang dikenal misterius itu.

Dalam laporannya, Kusche menyatakan bahwa cerita tentang Segitiga Bermuda muncul karena kesalahan serta salin-menyalin naskah oleh penulis tanpa memedulikan fakta ilmiah.

Dalam bukunya, The Bermuda Triangle Mystery – Solved (Prometheus Books, 1972), Kusche mengungkapkan bahwa banyak penulis Segitiga Bermuda menulis tanpa investigasi.

Ketika buku kemudian dikonsumsi khalayak, banyak kalangan kemudian memercayai sesuatu yang sebenarnya tak benar itu.

Tentang perairan Vietnam yang persis berada di sisi bumi lain dari Segitiga Bermuda, itu pun tak benar. Sisi bumi lain dari Segitiga Bermuda sejatinya adalah Laut Karibia.

Kawasan Segitiga Bermuda sendiri menjadi perairan yang sibuk dengan banyak kapal kargo dan pesiar lewat. Memang, ada yang tenggelam, tetapi banyak juga yang tidak.

Apakah hilangnya MH370 misterius? Ya, memang, karena masih belum ditemukan penjelasannya. Namun, terlalu mengada-ada kalau mengatakan bahwa MH370 pergi ke alam lain.

Kursi Inovatif "Lungguh" Jadikan Tubuh Anda sebagai "Powerbank"

Baterai handphone kehabisan daya, dan Anda tak membawa powerbank? Tak perlu bingung.

Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, membuat kursi inovatif yang sekaligus berfungsi untuk mengisi kembali (charge) daya baterai smartphone atau perangkat elektronik lainnya. Kursi inovatif itu dinamai "Lungguh".

Pengisian baterai dengan Lungguh tak memerlukan listrik. Kursi ini akan membuat tubuh Anda seperti sebuah powerbank. Ia mengubah energi dari panas tubuh menjadi energi listrik yang kemudian dipakai untuk mengisi perangkat elektronik.

Apa yang perlu Anda lakukan untuk membuat kursi inovatif itu berfungsi? Cukup duduk di atasnya dan biarkan Lungguh bekerja.

FA Brian Ganda Pratama, mahasiswa Teknik Elektronika UKSW dan salah satu inovator kursi itu, mengatakan, selain sebagai kursi, Lungguh memiliki fungsi bak pembangkit listrik.

"Komponen utama kursi ini adalah TEG (thermal electric generator)," ungkapnya. TEG akan mengubah panas menjadi listrik.

"Prinsip TEG adalah membangkitkan listrik dari perbedaan suhu tubuh dengan suhu lingkungan," kata Brian.

Brian mengungkapkan, suhu tubuh manusia rata-rata adalah 37 derajat Celsius. Sementara itu, suhu lingkungan sekitar 27 derajat Celsius.

Untuk mengoptimalkan Lungguh, Brian menambahkan komponen yang disebut cold reservoir.

"Agar jumlah listrik yang dihasilkan lebih besar," katanya.

Menurut Brian, gagasan membuat Lungguh berawal dari pengalaman pribadi.

"Saya sedang nongkrong di kafe bareng teman-teman, lalu handphone mati, lama. Di situ saya terpikir untuk membuat (Lungguh)," ungkapnya.

Lewat uji coba, selama satu jam, kursi tersebut sudah bisa menghasilkan listrik sebesar 80-500 milivolt, hanya dari panas tubuh manusia.

Jumlah tersebut, menurut Brian, belum besar dan belum bisa dipakai untuk apa pun. Namun, pengembangan akan dilakukan.

"Kita akan riset lagi agar jumlah listriknya lebih besar," ungkap Brian.

Salah satu yang akan diperbaiki adalah permukaan kursi. Plastik pada permukaan kursi akan diganti dengan bahan konduktor.

Brian bersama rekannya yang terlibat dalam inovasi ini, Chintya Rizki Amanda dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UKSW, juga akan melakukan beberapa riset sehingga kursi itu bisa digunakan.

Karya Brian dan Chintya menjadi pemenang dari kompetisi Go Green in the City (GGITC) yang diadakan Schneider Electric. Pengumuman pemenang dilakukan pada Kamis (13/3/2014) di Jakarta.

Kompetisi itu digelar untuk menjaring ide tentang cara yang lebih cerdas dan efisien dalam mengonsumsi energi.

Brian dan Chintya mengalahkan lima finalis lainnya, yang ide-idenya tak kalah bagus. Total, ada 93 proposal yang masuk dalam kompetisi ini.

Dengan keberhasilan di tingkat nasional, Brian dan Chintya akan melombakan karyanya di tingkat Asia Timur di Ho Chi Minh City, Vietnam, pada 4 April 2014.

Brian dan Chintya akan berlomba bersama tim Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Laos, Myanmar, Thailand, dan Taiwan.

Bila menang, karya Brian dan Chintya akan dilombakan di Paris.

Kompetisi GGITC diadakan sejak tahun 2009. Riyanto Mashan, Country President Scneider Electric Indonesia, mengatakan, jumlah proposal meningkat pada tahun ini. Jumlah tahun lalu adalah 60 proposal.

Wajah Matahari pada Akhir Tahap Evolusinya

Lebih kurang 5 miliar tahun lagi, atau menjelang akhir usianya, Matahari akan kehilangan bahan bakarnya. Bintang induk Tata Surya itu akan "membengkak" hingga lapisan luarnya mengembang, berubah menjadi apa yang disebut dengan bintang raksasa merah.

Proses terus berlanjut hingga akhirnya Matahari kehilangan seluruh materialnya dan planet-planet seperti Merkurius, Venus, dan Bumi tertelan. Pada akhirnya, Matahari nantinya hanya akan berupa inti bintang yang kecil dan mampat, diistilahkan dengan bintang katai putih.

Seperti apa wajah Matahari 5 miliar tahun lagi? Citra dari teleskop antariksa Hubble menyuguhkan gambarannya. Citra itu, seperti digambarkan di atas, menunjukkan bintang HD 184738 yang terletak di nebula planet di konstelasi Cygnus.

HD 184738 kini tengah mengalami tahap perubahan menjadi bintang raksasa merah dengan lapisan luarnya yang mengembang. Cahaya merah dan jingga yang ditunjukkan pada foto merepresentasikan gas hidrogen dan nitrogen. Wajah Matahari menjelang akhir usianya nanti akan seperti HD 184738.

Sebenarnya, HD 184738 adalah bintang yang berbeda dengan Matahari. Bintang ini termasuk bintang golongan Wolf Rayet, 20 kali lebih masif dari Matahari. Nama golongan bintang diambil dari nama astronom Perancis, Charles Wolf dan Georges Rayet.

HD 184738 sangat terang dalam pengamatan dengan inframerah dan tampak dikelilingi oleh debu yang serupa dengan debu pembentuk Bumi. Sampai kini, asal-usul debu itu belum diketahui. Citra ini dirilis oleh tim Hubble dan European Space Sgency (ESA) di situs spacetelescope.org pada 18 September 2013 lalu.

Fenomena Mirip Pelangi Terlihat di Planet Venus

Para astronom menangkap fenomena yang menyerupai pelangi di planet Venus melalui wahana Badan Antariksa Eropa.

Fenomena yang disebut glory ini untuk pertama kalinya terlihat di planet lain dan dapat membantu para ilmuwan memahami bahan kimia di Venus.

Di Bumi, pelangi dan glory terjadi saat Matahari bersinar di partikel air namun atmosfer di Venus diduga terdiri dari asam sulfur dan komponen lain yang tidak diketahui.

Pelangi biasanya terlihat melengkung di langit sementara glory jauh lebih kecil dan terdiri dari serangkaian warna berbentuk menyerupai cincin dan berpusat pada warna yang terang.

Glory hanya terlihat bila kamera diletakkan langsung antara Matahari dan partikel awan.

Dari Bumi, glory sering terlihat dari pesawat di seputar awan atau di sekitar bayangan para pendaki gunung di puncak pegunungan yang berkabut.

Gambar glory ini diambil oleh pesawat milik Badan Antariksa Eropa, Venus Express, yang berada di antara planet Venus dan Matahari.


Mata Najwa Saifullah Yusuf 26 Februari 2014

http://www.youtube.com/watch?v=9NaX2nLn1K0&feature=player_detailpage

Jika Terbukti Monopoli Bisnis Elpiji, Pertamina Kena Denda

Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Ahmad Junaidi menyatakan,  PT Pertamina bisa kena denda Rp 25 miliar, jika ketahuan melakukan monopoli elpiji 12 kg.
"Apabila Pertamina terbukti melakukan praktek monopoli maka sanksi yang diberikan antara lain menjatuhkan denda yang berkisar antara Rp 1 miliar sampai Rp 25 miliar atau mengganti rugi serta penghentian kegiatan usaha," ujar Junaidi, Kamis (23/1/2014).
KPPU memanggil Pertamina untuk meminta klarifikasi mengenai kebijakan menaikkan harga 12 kg. Pasalnya berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU-I/2003 tanggal 15 Desember 2004 yang menyatakan adanya campur tangan pemerintah dalam kebijakan penentuan harga untuk cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup rakyat banyak seperti BBM dan gas bumi ini.
"KPPU menilai tindakan Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kg merupakan tindakan yang tidak memiliki dasar kewenangan," ungkap Junaidi.
Lebih lanjut Junaidi mengatakan Pertamina menguasai lebih dari 50 persen pasar penjualan elpiji oleh sebab itu kebijakan yang diambil Pertamina menjadi sorotan KPPU. Dia menyebut KPPU mencermati ada tidaknya praktek monopoli yang dilakukan oleh badan usaha yang menguasai lebih dari 50 persen pasar seperti aksi spekulasi baik dilakukan korporasi maupun pelaku usaha lain.
"Monopoli tidak salah menurut undang-undang. Yang salah praktek monopolinya. Yang kami perhatikan kemungkinan aksi spekulasi baik dilakukan korporasi, termasuk aksi spekulasi pelaku usaha lain," kata Junaidi.

Pertamina bantah
Sementara Direktur LPG dan Produk Gas Pertamina, Gigih Wahyu Irianto, membantah telah melakukan praktik monopoli di dalam bisnis elpiji 12 kilogram.  
"Kami tidak monopoli elpiji umum. Kalau mau jualan elpiji 12 kg silahkan," ujarnya di kantor KPPU.
Gigih menjelaskan, elpiji 12 kg yang dijual Pertamina sampai saat ini merupakan jenis elpiji umum. Penjualan elpiji 12 kg berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 29 Tahun 2006.
Gigih mengatakan, kategori elpiji umum ini besaran harganya ditentukan oleh badan usaha dengan mempertimbangkan tiga hal yakni harga patokan, daya beli masyarakat serta keberlanjutan usaha dari badan usaha itu sendiri.
"Saya sampaikan ke teman-teman badan usaha yang bergerak di elpiji, dengan harga sekarang siapa yang mau masuk. Siapa yang mau berusaha tapi rugi," ungkap Gigih.
Gigih menambahkan sekarang ini Pertamina menaikkan harga elpiji, sesuai ketentuan peraturan perundangan Permen ESDM. Gigih menjelaskan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhak menentukan harga sendiri.
"Kalau nanti ternyata pemerintah, legislatif menghendaki harga dikontrol pemerintah ya silakan, aturan pemerintahnya diubah dengan konsekuensi disubsidi pemerintah. bukan disubsidi pertamina seperti saat ini," kata Gigih. (Adiatmaputra Fajar Pratama)