Kamis, 13 Februari 2014

Ini Catatan Prestasi Gita Menurut Presiden

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatat sejumlah keberhasilan yang dilakukan Gita Wirjawan selama dua tahun tiga bulan menjabat Menteri Perdagangan. Gita mengundurkan diri per 31 Januari 2014, kemudian posisinya diisi mantan Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Muhammad Lutfi. 

Menurut Presiden, Gita telah berhasil menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah gejolak perekonomian dunia. “Banyak hal yang dilakukan Gita untuk ikut memajukan perdagangan kita, dan ikut menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Kita tahu bahwa perekonomian dunia sedang tidak cerah meskipun tahun-tahun terakhir ini ada tanda-tanda recovery (pemulihan). Oleh karena itu, memelihara perdagangan internasional, utamanya ekspor kita di luar negeri, bukan sesuatu yang mudah,” kata Presiden dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2014). 

Dalam jumpa pers tersebut, Presiden secara resmi mengumumkan Lutfi sebagai pengganti Gita. Turut mendampingi yakni Presiden, Wakil Presiden Boediono, Gita, dan Lutfi. Kepala Negara juga menilai Gita berhasil meminimalkan dampak gejolak ekonomi global terhadap ekspor Indonesia di luar negeri. 

Selain itu, menurut Presiden, Kementerian Perdagangan di bawah kepemimpinan Gita berhasil merampungkan Undang-Undang Perdagangan bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat. “Alhamdulillah bisa dirampungkan, dan ini tonggak sejarah bahwa kita memiliki undang-undang perdagangan yang baru dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman,” tutur Presiden. 

Di samping itu, lanjut Presiden, Gita telah mencatat prestasi ketika mengikuti Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Konferensi yang berlangsung di Bali tersebut, kata Presiden, menghasilkan keputusan yang signifikan terkait "Putaran Doha", yang selalu dirundingkan dalam 10 tahun terakhir. 

Bila disepakati, Putaran Doha menjamin alur perdagangan barang dan jasa yang bebas dari hambatan di penjuru dunia sekaligus membantu negara-negara miskin dan berkembang dengan memberi sejumlah fasilitas khusus bagi mereka dalam perdagangan internasional. 

“Doha Round (Putaran Doha) sudah terhenti atau deadlockbertahun-tahun, lebih dari 10 tahun, akhirnya di Bali-lah kita mencapai hasil signifikan, dan itu membuka peluang lebih lengkap lagi bagi penuntasan Doha Development Agenda, itu juga prestasi, saya ucapkan terima kasih,” tutur Presiden. 

Terakhir, Presiden mendoakan agar karier politik Gita bisa berhasil selepas menjabat Mendag. Gita mengundurkan diri dari jabatan Mendag dengan alasan ingin fokus menjalani Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat. Dia juga mengaku tak mau memiliki konflik kepentingan jika harus menjalani konvensi dengan tetap menjadi seorang menteri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar