Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai, pemindahan ibu kota akan menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi Indonesia. Jika Indonesia memiliki kota pusat pemerintahan yang baru, SBY yakin kondisi Jakarta akan jauh lebih baik.
Meski ibu kota akan pindah, SBY mengatakan, Jakarta tetap akan berfungsi sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Dia pun memberi contoh negara-negara yang sudah memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat ekonomi, seperti Turki, Australia, dan Malaysia.
"Pelajari, misalkan apa yang terjadi dengan adanya Putra Jaya, sedangkan Kuala Lumpur juga masih bisa berfungsi dengan baik," katanya dalam keterangan pers di Hotel Grand Emerald, St Petersburg, Rusia, Sabtu (7/9/2013), seperti dikutip dari laman www.president.go.id.
Presiden menjelaskan, dirinya sudah memikirkan adanya upaya pemindahan ibu kota dari Jakarta sejak 4-5 tahun lalu. Sejak saat itu, SBY mengaku telah membentuk tim kecil yang membahas kemungkinan pusat pemerintahan baru. Waktu itu muncul berbagai pemikiran, debat wacana, tetapi SBY mengaku memilih diam.
"Mengapa saya lebih memilih diam karena kebiasaan di negeri kita ini apa pun kalau muncul ide baru langsung didebat atau disalahkan. Sebaliknya, kalau saya mengatakan tidak perlulah kita memikirkan pusat pemerintahan yang baru, tetap disalahkan juga," ungkapnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat jumpa pers memuji prestasi tim bukutangkis Indonesia
Lebih lanjut, SBY mengklaim telah memikirkan masa depan Jakarta 10-30 tahun lagi mulai sekarang. Pemikiran ini, lanjutnya, menjadi tanggung jawabnya maupun presiden yang akan menggantikannya nanti.
"Kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDP, income per kapita, kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru," jelasnya.
Putra Jaya merupakan kota yang menjadi pusat pemerintahan Malaysia sejak 1999, menggantikan peran Kuala Lumpur. Di sanalah, kantor-kantor pemerintahan berdiri. Namun, gedung parlemen dan kediaman Sultan Malaysia tetap berada di Kuala Lumpur, yang juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Sementara itu, di Turki, ibu kota negara terletak di Ankara. Kota ini bukan kota yang terbesar di negara itu karena kota paling besar, terkenal, dan menjadi pusat ekonomi berada di Istanbul. Sementara di Australia, Canberra dipilih sebagai ibu kota pada tahun 1908 sebagai kompromi dari rivalitas dua kota terbesar di negeri kanguru itu, Sydney dan Melbourne.
Meski ibu kota akan pindah, SBY mengatakan, Jakarta tetap akan berfungsi sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Dia pun memberi contoh negara-negara yang sudah memisahkan pusat pemerintahan dengan pusat ekonomi, seperti Turki, Australia, dan Malaysia.
"Pelajari, misalkan apa yang terjadi dengan adanya Putra Jaya, sedangkan Kuala Lumpur juga masih bisa berfungsi dengan baik," katanya dalam keterangan pers di Hotel Grand Emerald, St Petersburg, Rusia, Sabtu (7/9/2013), seperti dikutip dari laman www.president.go.id.
Presiden menjelaskan, dirinya sudah memikirkan adanya upaya pemindahan ibu kota dari Jakarta sejak 4-5 tahun lalu. Sejak saat itu, SBY mengaku telah membentuk tim kecil yang membahas kemungkinan pusat pemerintahan baru. Waktu itu muncul berbagai pemikiran, debat wacana, tetapi SBY mengaku memilih diam.
"Mengapa saya lebih memilih diam karena kebiasaan di negeri kita ini apa pun kalau muncul ide baru langsung didebat atau disalahkan. Sebaliknya, kalau saya mengatakan tidak perlulah kita memikirkan pusat pemerintahan yang baru, tetap disalahkan juga," ungkapnya.
Lebih lanjut, SBY mengklaim telah memikirkan masa depan Jakarta 10-30 tahun lagi mulai sekarang. Pemikiran ini, lanjutnya, menjadi tanggung jawabnya maupun presiden yang akan menggantikannya nanti.
"Kalau memang secara ekonomi kita sudah kuat, pertumbuhan, GDP, income per kapita, kemudian kalau memang tidak ada solusi yang baik untuk mengatasi permasalahan Jakarta, dan ada urgensi yang tidak bisa ditunda-tunda lagi, tidak keliru kalau kita memikirkan suatu tempat yang kita bangun menjadi pusat pemerintahan yang baru," jelasnya.
Putra Jaya merupakan kota yang menjadi pusat pemerintahan Malaysia sejak 1999, menggantikan peran Kuala Lumpur. Di sanalah, kantor-kantor pemerintahan berdiri. Namun, gedung parlemen dan kediaman Sultan Malaysia tetap berada di Kuala Lumpur, yang juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Sementara itu, di Turki, ibu kota negara terletak di Ankara. Kota ini bukan kota yang terbesar di negara itu karena kota paling besar, terkenal, dan menjadi pusat ekonomi berada di Istanbul. Sementara di Australia, Canberra dipilih sebagai ibu kota pada tahun 1908 sebagai kompromi dari rivalitas dua kota terbesar di negeri kanguru itu, Sydney dan Melbourne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar