Sabtu, 02 November 2013

Ketika Masak Tak Lagi Sempat

PADATNYA ritme hidup membikin sebagian orang jarang memasak, apalagi menyiapkan bekal. Memesan makanan dari restoran sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Mendapati rumah makan dengan menu beragam, cita rasa yang sedap, tentulah keberuntungan tersendiri.

Salah satu rumah makan yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah Pondok Kuliner di kawasan Meruya Ilir, Jakarta Barat. Lokasi persisnya bersebelahan dengan kantor layanan PLN di Jalan Meruya Ilir, yang juga kawasan kampus dan perkantoran.

Meski berupa rumah makan kecil dan sederhana, puluhan pilihan menu yang tersedia memungkinkan pelanggannya bisa memilih dan memadupadankan masakan yang berbeda-beda saban hari selama sebulan. Pilihan menu lauk-pauk berbasis ayam, ikan, dan daging sapi yang lengkap juga diimbangi dengan menu sayuran yang bervariasi. Dengan demikian, niscaya kebutuhan gizi yang lengkap akan tetap terpenuhi.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWONila saus mangga
”Banyak pelanggan yang minta pesan-antar, dari perkantoran ataupun perumahan. Minimal pemesanan dua porsi. Mungkin karena zaman sekarang orang kayaknya memang sudah enggak sempat masak di rumah ya. Jadi, sehari-hari memilih pesan makanan dari luar rumah,” kata Dano (65), pengelola Pondok Kuliner.

Pondok Kuliner menaungi tiga penyedia masakan, yakni Achiaw, Sate Kambing Saipul, dan Es Kolang-Kaling 777. Achiaw sendiri yang dikelola Dano sudah sembilan tahun bergelut di dunia katering. Uji coba masakan terus dilakukannya untuk menemukan olahan masakan baru. Sebab, bagaimanapun menemukan menu baru penting untuk mengatasi kebosanan pelanggan yang menggantungkan kebutuhan makanan sehari-hari dari rumah makan atau restoran.

Mi kedelai

Salah satu masakan yang baru saja diciptakan di Pondok Kuliner adalah mi kedelai. Bersama rekannya, Rudy Badil, yang doyan membuat mi, Dano mencoba menciptakan mi dengan susu kedelai. Adonan dasar mi sebenarnya serupa dengan mi pada umumnya, tetapi cairan untuk menguleni digunakan susu kedelai dengan konsistensi sedang. Sementara, untuk membuat adonan mi menjadi cukup rekat digunakan telur bebek. ”Telur bebek lebih kencang mengikat adonan ketimbang telur ayam,” kata Dano.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWOMie kedelai
Alhasil, mi berbahan susu kedelai dan telur bebek ini punya kekenyalan yang baik, sekaligus lembut dan nuansa rasa gurih yang khas. Dengan memproduksi mi sendiri, olahan mi selalu segar dan terhindar dari kemungkinan paparan kandungan zat-zat tambahan makanan yang mengkhawatirkan.

Mi tersebut kemudian disajikan sebagaimana umumnya mi ayam, yakni dengan potongan ayam, kaldu bening, sawi hijau, dan rajangan daun bawang. Dengan demikian, kebutuhan protein tak hanya dari potongan ayam, tetapi juga dari minya sendiri yang dibuat dari susu kedelai dan telur bebek.

Mi kedelai tadi hanya salah satu menu yang layak dicoba. Pilihan menu lain yang juga menggoda adalah sop kambing yang disajikan dengan kuah yang bening. Potongan kambing mudanya terasa empuk dengan serat-serat daging yang halus. Kuahnya yang bening terasa segar mengimbangi rasa gurih daging.

Sementara itu, pilihan menu berbasis ikan yang menjadi favorit pesanan salah satunya adalah ikan nila dengan saus mangga. Ikan nila berukuran cukup besar ini diiris lebih dahulu bagian dagingnya (fillet), lalu dipotong-potong, kemudian digoreng dengan baluran tepung yang dibumbui tersendiri. Setelah itu, potongan-potongan ikan tadi kemudian disajikan dengan rangka ikan yang juga telah digoreng sehingga seolah-olah tampak merupakan ikan utuh. Saus asam manis dengan rajangan mangga muda kemudian disiramkan di atas ikan. ”Jadi makannya lebih gampang,” kata Mono, koki dari Achiaw selama sembilan tahun terakhir.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWOEs Buah Kolang-kaling.
Tak ketinggalan adalah pilihan minuman es yang bervariasi dari Kolang-Kaling 777. Perpaduan es kolang-kaling di sini disajikan cukup unik, yakni dengan bubur kacang hijau, potongan nanas, dan cincau hitam. Cairan santannya disiramkan sedikit di puncak es serut dan perwujudannya mirip whipped cream. ”Kacang hijaunya harus dimasak sampai pecah dan lunak,” kata Amel.

Ketika memasak tak lagi sempat, pesan makanan dari luar rumah tak harus melulu junk food.Masakan ala rumahan dengan gizi yang baik masih mungkin terpenuhi sekalipun dari rumah makan yang sederhana. (SF/BSW/INK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar