mengembang saat membolak-balik tumpukan brosur wisata Basel, Swiss, yang saya peroleh waktu tiba di kota itu, akhir Agustus lalu. Salah satunya langsung menarik perhatian dengan judul ”Experiencing Basel: Five Walks Across the Old Town of Basel”.
Kota tua di mana pun selalu asyik untuk ditelusuri. Ada aura yang tak bisa didapat dari lanskap kota modern dengan gedung secanggih apa pun. Karena itulah, kesempatan untuk menjelajahi kota tua di titik simpul perbatasan Swiss, Perancis, dan Jerman itu tak boleh dilewatkan.
Kesempatan itu datang seusai meliput International Biotechnology Leadership Camp 2013 yang digelar Novartis, perusahaan farmasi yang juga bermarkas di Basel.
Lima jalan menelusuri kota tua Basel dirancang oleh Basel Tourism, semacam badan pariwisata setempat, untuk memudahkan wisatawan menjelajahi berbagai sisi kota tua Basel. Seluruh jalan atau rute wisata itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Rute itu adalah Erasmus, Jacob Burckhardt, Thomas Platter, Paracelsus, dan Hans Holbein. Nama itu diambil dari tokoh bersejarah dan terkemuka asal Basel.
Waktu tempuh normal setiap rute bervariasi, berkisar 30 menit hingga 90 menit. Tentu saja estimasi waktu tempuh itu akan menjadi sangat lentur jika konteksnya adalah ”jalan-jalan”.
Kelima rute bermula dan berakhir di Marktplatz atau alun-alun pasar yang berlokasi tepat di pusat kota tua. Tak sulit untuk mencapai Marktplatz dari berbagai wilayah kota karena lokasi itu disinggahi tujuh jalur trem dan tiga jalur bus.
Sebagai catatan, setiap pengunjung yang menginap di hotel di Basel akan memperoleh satu tiket untuk menggunakan transportasi publik secara gratis selama waktu kunjungan. Peta rute transportasi umum Basel bisa diperoleh di hotel atau pusat informasi wisata.
Dari Marktplatz, wisatawan tinggal memilih rute mana yang ingin ditelusurinya. Tak perlu khawatir tersesat karena selalu ada papan petunjuk arah khusus yang ditandai dengan warna berbeda untuk setiap rute di titik-titik jalan.
Saya mencoba dua rute, yakni Erasmus dan Jacob Burckhardt. Rute Erasmus ditandai petunjuk warna merah dan Jacob Burckhardt berwarna biru. Kedua rute itu dipilih karena bisa menjangkau berbagai obyek penting kota tua dengan waktu tempuh paling singkat.
Rathaus
Penelusuran siang hari itu pun dimulai di bawah suhu udara Basel yang sejuk. Marktplatz disesaki banyak pedagang kaki lima yang menjual makanan, minuman, bunga, dan buah-buahan. Alun-alun itu dikelilingi bangunan-bangunan tua terawat yang dimanfaatkan sebagai toko atau restoran.
Salah satu bangunan bersejarah yang bisa dilihat adalah Rathaus atau Balai Kota Basel. Gedung berwarna merah itu dibangun pada abad ke-14 dan mengalami beberapa kali renovasi. Wisatawan bisa masuk dan melihat bagian dalam bangunan yang masih berfungsi sebagai balai kota tersebut.
Beranjak dari sana, rute berbelok ke gang sempit dengan kontur menanjak. Di kanan-kiri terdapat rumah semikayu berlantai tiga dengan banyak jendela. Beberapa rumah juga difungsikan sebagai kantor atau toko kecil.
Terus menyusuri jalan sempit berbukit itu, di sebelah kiri terlihat Sungai Rhein yang membelah Basel dan kota tua. Salah satu landmark penting di lokasi itu adalah Jembatan Mittlere Rheinbrucke atau yang berarti ”jembatan tengah Rhein”.
Jembatan itu pertama kali dibangun tahun 1225 dengan bahan kayu dan dibangun ulang dalam konstruksi batu, seperti bentuknya saat ini, pada 1905.
Sore hari, banyak warga berekreasi di sekitar jembatan sambil makan, ngopi, membaca buku, atau sekadar duduk meresapi suasana di tepian sungai. Ada pula yang asyik berolahraga perahu, mendayung kayak, hingga berenang.
Munster
Perjalanan berlanjut hingga mencapai Munsterplatz atau Alun-alun Kathedral sekaligus dataran tertinggi di kota tua. Lokasi ini menjadi saksi sejarah paling panjang dan penting di Basel. Sebelum Kathedral berdiri sekitar tahun 1019-1500, lokasi itu dikatakan menjadi pusat permukiman bangsa Celtic dan Romawi sejak sebelum masehi.
Di samping Kathedral terdapat anjungan di mana kita bisa mengamati pemandangan kota dan Sungai Rhein secara leluasa dari ketinggian. Di dalam Kathedral juga terdapat makam Erasmus of Rotterdam, humanis besar zaman Renaisans. Dari Kathedral, rute mulai berbalik ke titik awal Marktplatz melalui Jalan Freie Strasse. Jalan itu adalah distrik belanja terbesar di Basel dengan deretan puluhan toko dari merek-merek kenamaan.
Selesai di rute Erasmus, penelusuran beralih ke rute Jacob Burckhardt. Rute ini mengambil arah ke sisi barat dan selatan kota tua. Dari Marktplatz, perjalanan kembali menyusuri Freie Strasse lalu berbelok ke kanan menuju Gereja Barfusser yang juga menjadi Museum Sejarah Basel.
Dari situ, rute mengarahkan kita ke sebuah taman kecil yang rindang dekat Teater Basel dan air mancur Tinguely. Air mancur digerakkan oleh pompa-pompa artistik yang menyemprotkan air dari kolam dengan berbagai pola sehingga terlihat seperti menari-nari.
Perjalanan akhirnya sampai di Alun-alun Barfusser atau Barfusserplatz, sebelum mengarah kembali ke Marktplatz. Tempat ini adalah salah satu titik teramai di kota tua Basel yang dipadati restoran, kafe, dan juga berbagai museum. Salah satunya adalah Toy Worlds Museum Basel yang menyimpan berbagai koleksi mainan.
Bagi pencinta boneka Teddy Bear, museum itu menyenangkan karena memiliki koleksi boneka beruang terbanyak di dunia, yakni lebih dari 2.500 buah. (Mohamad Final Daeng)
Kota tua di mana pun selalu asyik untuk ditelusuri. Ada aura yang tak bisa didapat dari lanskap kota modern dengan gedung secanggih apa pun. Karena itulah, kesempatan untuk menjelajahi kota tua di titik simpul perbatasan Swiss, Perancis, dan Jerman itu tak boleh dilewatkan.
Kesempatan itu datang seusai meliput International Biotechnology Leadership Camp 2013 yang digelar Novartis, perusahaan farmasi yang juga bermarkas di Basel.
Lima jalan menelusuri kota tua Basel dirancang oleh Basel Tourism, semacam badan pariwisata setempat, untuk memudahkan wisatawan menjelajahi berbagai sisi kota tua Basel. Seluruh jalan atau rute wisata itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Rute itu adalah Erasmus, Jacob Burckhardt, Thomas Platter, Paracelsus, dan Hans Holbein. Nama itu diambil dari tokoh bersejarah dan terkemuka asal Basel.
Waktu tempuh normal setiap rute bervariasi, berkisar 30 menit hingga 90 menit. Tentu saja estimasi waktu tempuh itu akan menjadi sangat lentur jika konteksnya adalah ”jalan-jalan”.
Kelima rute bermula dan berakhir di Marktplatz atau alun-alun pasar yang berlokasi tepat di pusat kota tua. Tak sulit untuk mencapai Marktplatz dari berbagai wilayah kota karena lokasi itu disinggahi tujuh jalur trem dan tiga jalur bus.
Sebagai catatan, setiap pengunjung yang menginap di hotel di Basel akan memperoleh satu tiket untuk menggunakan transportasi publik secara gratis selama waktu kunjungan. Peta rute transportasi umum Basel bisa diperoleh di hotel atau pusat informasi wisata.
Dari Marktplatz, wisatawan tinggal memilih rute mana yang ingin ditelusurinya. Tak perlu khawatir tersesat karena selalu ada papan petunjuk arah khusus yang ditandai dengan warna berbeda untuk setiap rute di titik-titik jalan.
Saya mencoba dua rute, yakni Erasmus dan Jacob Burckhardt. Rute Erasmus ditandai petunjuk warna merah dan Jacob Burckhardt berwarna biru. Kedua rute itu dipilih karena bisa menjangkau berbagai obyek penting kota tua dengan waktu tempuh paling singkat.
Rathaus
Penelusuran siang hari itu pun dimulai di bawah suhu udara Basel yang sejuk. Marktplatz disesaki banyak pedagang kaki lima yang menjual makanan, minuman, bunga, dan buah-buahan. Alun-alun itu dikelilingi bangunan-bangunan tua terawat yang dimanfaatkan sebagai toko atau restoran.
Salah satu bangunan bersejarah yang bisa dilihat adalah Rathaus atau Balai Kota Basel. Gedung berwarna merah itu dibangun pada abad ke-14 dan mengalami beberapa kali renovasi. Wisatawan bisa masuk dan melihat bagian dalam bangunan yang masih berfungsi sebagai balai kota tersebut.
Beranjak dari sana, rute berbelok ke gang sempit dengan kontur menanjak. Di kanan-kiri terdapat rumah semikayu berlantai tiga dengan banyak jendela. Beberapa rumah juga difungsikan sebagai kantor atau toko kecil.
Terus menyusuri jalan sempit berbukit itu, di sebelah kiri terlihat Sungai Rhein yang membelah Basel dan kota tua. Salah satu landmark penting di lokasi itu adalah Jembatan Mittlere Rheinbrucke atau yang berarti ”jembatan tengah Rhein”.
Jembatan itu pertama kali dibangun tahun 1225 dengan bahan kayu dan dibangun ulang dalam konstruksi batu, seperti bentuknya saat ini, pada 1905.
Sore hari, banyak warga berekreasi di sekitar jembatan sambil makan, ngopi, membaca buku, atau sekadar duduk meresapi suasana di tepian sungai. Ada pula yang asyik berolahraga perahu, mendayung kayak, hingga berenang.
Munster
Perjalanan berlanjut hingga mencapai Munsterplatz atau Alun-alun Kathedral sekaligus dataran tertinggi di kota tua. Lokasi ini menjadi saksi sejarah paling panjang dan penting di Basel. Sebelum Kathedral berdiri sekitar tahun 1019-1500, lokasi itu dikatakan menjadi pusat permukiman bangsa Celtic dan Romawi sejak sebelum masehi.
Di samping Kathedral terdapat anjungan di mana kita bisa mengamati pemandangan kota dan Sungai Rhein secara leluasa dari ketinggian. Di dalam Kathedral juga terdapat makam Erasmus of Rotterdam, humanis besar zaman Renaisans. Dari Kathedral, rute mulai berbalik ke titik awal Marktplatz melalui Jalan Freie Strasse. Jalan itu adalah distrik belanja terbesar di Basel dengan deretan puluhan toko dari merek-merek kenamaan.
Selesai di rute Erasmus, penelusuran beralih ke rute Jacob Burckhardt. Rute ini mengambil arah ke sisi barat dan selatan kota tua. Dari Marktplatz, perjalanan kembali menyusuri Freie Strasse lalu berbelok ke kanan menuju Gereja Barfusser yang juga menjadi Museum Sejarah Basel.
Dari situ, rute mengarahkan kita ke sebuah taman kecil yang rindang dekat Teater Basel dan air mancur Tinguely. Air mancur digerakkan oleh pompa-pompa artistik yang menyemprotkan air dari kolam dengan berbagai pola sehingga terlihat seperti menari-nari.
Perjalanan akhirnya sampai di Alun-alun Barfusser atau Barfusserplatz, sebelum mengarah kembali ke Marktplatz. Tempat ini adalah salah satu titik teramai di kota tua Basel yang dipadati restoran, kafe, dan juga berbagai museum. Salah satunya adalah Toy Worlds Museum Basel yang menyimpan berbagai koleksi mainan.
Bagi pencinta boneka Teddy Bear, museum itu menyenangkan karena memiliki koleksi boneka beruang terbanyak di dunia, yakni lebih dari 2.500 buah. (Mohamad Final Daeng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar