Kamis, 17 Januari 2013

Pasar Malaysia, Rasa Indonesia



KOMPAS.com – Ibu-ibu berwajah melayu menjajakan aneka jajanan manis seperti dodol. Di sudut-sudut lain, aneka sayuran segar memenuhi lapak pasar. Lalu aneka bumbu rempah, ikan, dan daging ayam mendominasi.

Di lantai atas pasar, para wanita berjilbab tengah menanti pembeli. Mereka menjajakan aneka kain batik. Mayoritas pembelinya pun perempuan. Warna-warni batik dengan motif dominan kembang sepatu dan bunga-bunga lainnya siap “dipersunting” pembeli.

PASAR 7
Pedagang makanan di Pasar Besar Kedai Payang, Terengganu. (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.)
Pasar itu sederhana saja. Dua tingkat tanpa pendingin ruangan. Ya, ini bangunan semi terbuka. Walau begitu, tak becek dan kebersihannya lumayan terjaga. Masuk ke dalamnya, pedagang membuka lapak begitu rapat, layaknya pasar tradisional.

Bedanya, ini bukan pasar di Indonesia, melainkan sebuah pasar di Terengganu, Malaysia. Selintas suasananya sangat mirip dengan pasar di Indonesia. Apalagi tutur kata yang digunakan adalah Bahasa Melayu, yang begitu mirip dengan Bahasa Indonesia.

Berada di dalamnya pun jadi tak merasa asing. Barang dagangan yang ditawarkan pun serupa, meski dengan nama yang berbeda-beda. Pun aneka batik yang dijual pun mirip. Hal yang membedakan hanya transaksi perdagangan menggunakan mata uang ringgit.

Pasar Besar Kedai Payang berlokasi di Kuala Terengganu, Terengganu. Ia persis berada di tepian Sungai Terengganu. Pasar ini merupakan pasar induk di Terengganu. Terdiri dari pasar basah dan kering, tempat ini menjadi tujuan wisatawan yang datang ke Terengganu.

Suvenir khas Terengganu yaitu serba kura-kura mudah dijumpai di sini. Mulai dari boneka kura-kura sampai gantungan kunci kura-kura. Ya, maskot Terengganu adalah kura-kura. Becak yang berjejer di depan pasar menjadi moda transportasi favorit wisatawan maupun penduduk lokal.

Pasar batik

Pasar Besar Kedai Payang seringkali menjadi salah satu tempat rekomendasi untuk membeli batik khas Terengganu. Batik memang asli Indonesia. Namun tak bisa dipungkuri, sejarah mengisahkan tradisi membatik yang terbawa sampai ke Malaysia.

PASAR 8
Pedagang batik, songket, sarung, dan aneka kaos Pasar Besar Kedai Payang, Terengganu. (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.)

Salah satu yang tenar adalah batik di Terengganu. Beberapa orang menyebut batik dan songket Malaysia yang terbaik dibuat di Terengganu. Oleh karena itu, bagi orang Malaysia sendiri, tak lengkap rasanya mampir di Trengganu tanpa beli batik.

“Saya mau cari batik untuk nenek saya. Dia suka sekali pakai kain batik,” tutur Keiko, seorang kawan asal Sabah, Malaysia.

Warna yang ditampilkan pun beragam, seperti biru, merah, jingga, hingga hijau. Motif-motifnya sebagian besar bunga, terutama kembang sepatu yang merupakan bunga nasional Malaysia. Ada banyak toko batik berjejeran di lantai dua Pasar Trengganu.

Selain batik, toko-toko ini menjual songket yang harganya mencapai jutaan rupiah dan sarung, serta busana muslimah maupun anak-anak. Jangan lupa menawar sebelum membeli, mulailah dengan setengah harga dari yang ditawarkan.

PASAR 3
Aneka sarung dan songket dijual di Pasar Besar Kedai Payang, Terengganu. (Foto: KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F.)
Batik yang dijual pun ada yang jenis katun dan sutra. Tetapi jangan heran jika Anda menemukan beberapa batik yang motifnya mengingatkan pada batik-batik khas Jawa.

Ya, perhatikan dengan seksama labelnya. Ternyata, banyak batik berasal dari Pekalongan. Motifnya memang berbeda. Sementara sarung pun sebagian besar “Made in Indonesia”. Mungkin bagi orang Indonesia, penjelajahan Pasar Besar Kedai Payang ibarat sebuah pasar Malaysia rasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar