Jumat, 22 Februari 2013

Cara Mengamankan 'E-book' dari Pembajakan

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/21/18514460/Cara.Mengamankan.E-book.dari.Pembajakan

Pembajakan hasil karya dan plagiarisme tampaknya sulit dicegah. Berbagai aturan yanh mengatur mengenai pembajakan tak sanggup membendungnya. Salah satu karya yang juga kerap dibajak adalah buku baik versi cetak maupun digital atau e-book

Kepala Pengembangan Bisnis Rumponpin.com, Rizky Maulana, mengatakan bahwa pihaknya terus memerangi pembajakan terhadap buku khususnya yang berbentuk digital. Pasalnya, bentuk digital ini paling banyak dan mudah dibajak bahkan diplagiat.

"Buku dalam bentuk e-book ini mudah dibajak sebenarnya. Untuk itu, kita mendesain beberapa hal agare-book tidak mudah dibajak. Musuh besar kita bukan penerbit lain tapi pembajak," kata Rizky saat talkshow mengenai penerbitan e-book dan plagiarisme di Library Cafe Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Seperti e-book lain, pihaknya menggunakan DRM-platform untuk mengamankan buku digital terbitannya. DRM atau Digital Rights Management ini membuat e-book yang dibeli hanya dapat dibaca pada satu perangkat saja entah itu komputer, laptop, tablet atau smartphone.

"Jadi hanya bisa dibaca oleh satu device saja. Jika mencoba ingin dipindahkan ke device lain tidak akan bisa," ujar Rizky.

Selanjutnya, pihaknya juga membuat reader tersendiri bernama circusreader yang mampu membuka e-book terbitannya. Dengan demikian, para pembeli e-book harus mengunduh circusreader terlebih dahulu jika ingin mulai membaca e-book yang dibelinya tersebut.

"Selain ada reader tersendiri dan tidak bisa dikopi, e-book kami juga tidak bisa diprint. Ini untuk mencegah penggandaan buku tersebut," jelas Rizky.

Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana jika perangkat alat yang digunakan untuk mengakses e-book tersebut rusak atau yang bersangkutan mengganti perangkatnya? Rumponpin memiliki database akun pembeli e-book tersebut sehingga jika yang bersangkutan melapor bahwa perangkatnya ganti maka akan diverifikasi ulang dan diberi kode baru untuk membuka e-book-nya.

"Kami memang tidak bisa jamin 100 persen bebas pembajakan. Tapi kami terus berusaha memperbaiki itu. Kami juga bekerjasama dengan Kaskus untuk membantu meminimalisir pembajakan terbitan kami," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar