Minggu, 10 November 2013

Masa Tanggap Darurat Letusan Sinabung Diperpanjang

Pemerintah Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memperpanjang masa tanggap darurat letusan Gunung Sinabung satu minggu hingga Sabtu (16/11/2013). Ini dilakukan setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi.

Komandan Posko Penanganan Bencana Letusan Gunung Sinabung Letkol Prince Meyer Putong, Sabtu, mengatakan, ”Bupati Karo telah mengeluarkan surat keputusan untuk memperpanjang masa tanggap darurat hingga seminggu ke depan.”

Letusan Sinabung yang terus terjadi melontarkan abu vulkanik ke sejumlah daerah di lereng gunung. Kota wisata Brastagi yang sebelumnya bersih dari abu, Sabtu kemarin, memutih terkena guyuran abu dari letusan yang terjadi Jumat pukul 18.41, 20.01, 20.52, dan 22.07. Abu tebal yang sebelumnya terbawa angin ke arah barat kini beralih ke timur menerpa desa-desa di Kecamatan Naman Teran, Simpang Empat, dan Brastagi. Di Naman Teran, abu disertai butiran pasir.

Berbeda dengan letusan September lalu, yang membuat warga panik, kali ini warga tampak lebih tenang menghadapi semburan abu Gunung Sinabung, Jumat malam.

Pos Pengamatan Gunung Sinabung melaporkan, durasi letusan antara 10 menit dan 30 menit disertai bunyi gemuruh. Pada letusan terakhir pukul 22.07, kamera termal memantau ada luncuran awan panas ke arah tenggara sejauh 500 meter. Sejumlah warga di Brastagi juga melaporkan ada lontaran material pijar di sekeliling titik letusan.

Hingga Sabtu siang, jumlah pengungsi tercatat sebanyak 1.749 orang, terdiri atas 524 keluarga dari Desa Bekerah, Simacem, dan Sukameriah.

Arah angin berubah

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Hendrasto di Posko Pengamatan Gunung Sinabung mengatakan, arah angin pada Jumat malam berubah sehingga abu jatuh ke arah timur laut mengguyur desa-desa di sana, seperti Sukanalu, Naman, Sigarang-garang, dan Brastagi. Pada malam hari abu mengguyur ke Simpang Empat yang berjarak 13 kilometer dari puncak, tetapi tidak setebal abu di Brastagi.

”Abu harus diwaspadai karena bisa menimbulkan ISPA jika terhirup. Abu juga bisa lengket di paru-paru,” ujar Hendrasto mengingatkan.

Kebanyakan warga di Brastagi justru tampak belum menggunakan masker. Sejumlah orang terlihat menjajakan masker di tepi jalan seharga Rp 2.000 per buah.

Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, di Posko Penanggulangan Bencana Sinabung Kabanjahe, mengatakan, warga sudah tenang terkait dengan letusan Sinabung. ”Saya terus berkeliling untuk menenangkan warga dan pengungsi. Saya memang tak pernah di posko karena ke lapangan,” ujar Kena Ukur.

Dia mengatakan, penanganan pengungsi sudah baik, semua pengungsi sudah makan kenyang. Pihaknya kini tengah berkonsentrasi untuk memikirkan bagaimana kehidupan warga desa yang berada di daerah bahaya pasca-letusan. ”Bagaimana mereka nanti sedang kami pikirkan. Kalau relokasi tidak ada lagi tanah di Karo kecuali meminta pengeluaran dari SK 44 (kawasan hutan),” ujar Kena Ukur.

Terkait dengan badan penanggulangan bencana daerah, Kena Ukur mengatakan sedang digodok oleh timnya. ”Nanti saya tanyakan lagi sudah sampai di mana,” ucapnya. (WSI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar