Tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi tidak hanya terjadi pada orang tua saja, melainkan juga pada anak-anak. Sebuah studi terbaru menunjukkan, anak yang obesitas berisiko tiga kali lipat terkena hipertensi ketimbang anak dengan berat badan normal
Dalam temuannya, peneliti dari Regenstrief Institue and Indiana University School of Medicinemengamati lebih dari 1.100 anak-anak sekolah di Indiana selama hampir lima tahun. Peneliti menemukan bahwa ketika indeks massa tubuh (BMI) mencapai atau lebih dari 85 persentil - sebagai penanda kelebihan berat badan - risiko hipertensi hampir tiga kali lipat.
Di antara peserta penelitian, 14 persen anak-anak dengan berat badan berlebih atau obesitas termasuk dalam kelompok pra-hipertensi atau hipertensi, dibandingkan dengan 5 persen anak-anak dengan berat badan normal. Temuan ini konsisten baik dari usia, jenis kelamin dan ras.
Rata-rata anak yang terlibat dalam penelitian ini berusia 10,2 tahun. Setiap anak dinilai sekitar delapan kali selama penelitian. Semuanya adalah anak-anak sehat dan tidak ada yang mengonsumsi obat tekanan darah.
"Tekanan darah tinggi yang terjadi pada masa kanak-kanak akan berisiko untuk berlanjut di masa dewasa. Diperlukan intervensi untuk anak-anak dengan obesitas. Meski hanya terjadi penurunan berat badan yang sedikit namun bermanfaat untuk kesehatan," kata Wanzhu Tu, Ph.D, profesor biostatistik, IU School of Medicine, sekaligus pimpinan penelitian.
Peneliti menemukan bahwa leptin, hormon protein yang terlibat dalam pengaturan berat badan dan metabolisme, mempunyai keterkaitan dengan peningkatan tekanan darah pada dengan obesitas.
"Sekarang kita melihat secara signifikan lebih besar risiko hipertensi pada anak-anak dengan berat badan berlebih dan obesitas. Tetapi kita belum mengetahui apa yang membuat tekanan darah naik ketika ada peningkatan BMI percentil dan mekanisme yang terkait dalam proses itu, "kata Tu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar