Setelah dikabarkan layanan pesan instannya memiliki lubang keamanan di Android, WhatsApp buru-buru mengeluarkan pernyataan resminya. Menurut WhatsApp, temuan tersebut tidak akurat dan berlebihan.
"Kami mengetahui tentang laporan celah keamanan tersebut, sayangnya laporan itu tidak menggambarkan secara akurat dan terlalu berlebihan," demikian pernyataan resmi WhatsApp seperti dikutip dari Phone Arena, Kamis(13/3/2014).
Sebelumnya, sebuah konsultan keamanan cyber mengatakan bahwa data yang tersimpan dalam kartu memori pengguna WhatsApp bisa diintip oleh aplikasi lain, sebab WhatsApp disebut menggunakan kode enkripsi yang sama untuk semua penggunanya.
WhatsApp juga mengatakan bahwa update yang rajin dirilis di Google Play Store sebenarnya bertujuan untuk mencegah hal seperti itu terjadi. Namun, konsultan keamanan Bas Bosschert tetap mengatakan bahwa walau sudah di-update, lubang keamanan tersebut tetap ada.
Walau demikian, WhatsApp tetap berkilah dengan mengatakan jika smartphone Android sudah terinfeksi virus atau malware, tak hanya data WhatsApp saja yang bisa bocor. Semua aplikasi yang menyimpan datanya di kartu micro-SD juga rawan, bukan hanya isi percakapan dalam WhatsApp saja.
Dengan pernyataan tersebut, situs Techcrunch pada Kamis (13/3/2014) mengatakan bahwa WhatsApp mencoba mengalihkan isu keamanan dari aplikasi miliknya sendiri ke perangkat smartphone Android secara keseluruhan.
Platform Android memang menjadi sasaran empuk para pembuat malware karena sistem operasi ini sangat populer. Menurut Kaspersky, pada tahun 2013 lalu terdapat 98 persen malware yang ditargetkan untuk OS Android.
WhatsApp mengatakan akan memberikan update yang disebut bisa melindungi pengguna dari aplikasi jahat di masa depan, tetapi tidak merinci langkah seperti apa yang ditempuh.
"Kami mengetahui tentang laporan celah keamanan tersebut, sayangnya laporan itu tidak menggambarkan secara akurat dan terlalu berlebihan," demikian pernyataan resmi WhatsApp seperti dikutip dari Phone Arena, Kamis(13/3/2014).
Sebelumnya, sebuah konsultan keamanan cyber mengatakan bahwa data yang tersimpan dalam kartu memori pengguna WhatsApp bisa diintip oleh aplikasi lain, sebab WhatsApp disebut menggunakan kode enkripsi yang sama untuk semua penggunanya.
WhatsApp juga mengatakan bahwa update yang rajin dirilis di Google Play Store sebenarnya bertujuan untuk mencegah hal seperti itu terjadi. Namun, konsultan keamanan Bas Bosschert tetap mengatakan bahwa walau sudah di-update, lubang keamanan tersebut tetap ada.
Walau demikian, WhatsApp tetap berkilah dengan mengatakan jika smartphone Android sudah terinfeksi virus atau malware, tak hanya data WhatsApp saja yang bisa bocor. Semua aplikasi yang menyimpan datanya di kartu micro-SD juga rawan, bukan hanya isi percakapan dalam WhatsApp saja.
Dengan pernyataan tersebut, situs Techcrunch pada Kamis (13/3/2014) mengatakan bahwa WhatsApp mencoba mengalihkan isu keamanan dari aplikasi miliknya sendiri ke perangkat smartphone Android secara keseluruhan.
Platform Android memang menjadi sasaran empuk para pembuat malware karena sistem operasi ini sangat populer. Menurut Kaspersky, pada tahun 2013 lalu terdapat 98 persen malware yang ditargetkan untuk OS Android.
WhatsApp mengatakan akan memberikan update yang disebut bisa melindungi pengguna dari aplikasi jahat di masa depan, tetapi tidak merinci langkah seperti apa yang ditempuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar