Minggu, 24 Februari 2013

Hotel-hotel Ini Dulunya Penjara

 Penjara kerap disebut hotel prodeo. Nah, hotel-hotel berikut seakan merefleksikan julukan tersebut. Ya, hotel-hotel ini menempati bangunan yang dulunya berfungsi sebagai penjara. 

Penjara yang terkesan menyeramkan pun berubah menjadi hotel-hotel nan cantik. Jangan salah, beberapa berubah menjadi hotel mewah berbintang. Gogobot, situs perjalanan memilih beberapa bangunan yang berubah fungsi dari penjara menjadi hotel sebagai berikut. 

Hotel Katajanokka, Helsinki, Finlandia. Hotel ini dibuka tahun 2007 dan dikelola oleh jaringan hotel internasional Best Western. Di beberapa sisi bangunan masih menampilkan kondisi asli sebelum bangunan tersebut menjadi hotel. 

Ya, awalnya bangunan tersebut merupakan penjara kota Helsinki. Dinding bata merah salah satu yang dibiarkan keutuhannya. Hotel ini terdiri dari 106 kamar. Untuk satu kamar hotel, tadinya merupakan dua sampai tiga sel penjara. 

Four Seasons Hotel Istanbul, Sultanahmet, Turki
. Hotel ini dibuka tahun 1996 dan dikelola oleh jaringan hotel internasional Four Seasons. Awalnya, bangunan yang berdiri di tahun 1918 tersebut adalah sebuah penjara. 

Hotel yang terdiri dari 65 kamar tersebut masih menampilkan keaslian bangunan penjara. Seperti pintu kayu penjara yang dipertahankan oleh pihak hotel. Pun menara pengawas masih bisa ditemukan.


Liberty Hotel, Boston, Amerika Serikat. Hotel ini menempati bangunan yang dulunya adalah sebuah penjara bernama Charles Street Jail yang berfungsi dari tahun 1851 sampai 1990. Penjara tersebut terkenal karena reputasi buruknya sebagai penjara yang tak terawat.

Kini, Liberty Hotel menuai ketenaran karena merubah bangunan menjadi sebuah hotel yang mewah namun tetap mempertahankan keaslian bangunan. 

Pihak hotel bahkan menyediakan tur sejarah mengenai bangunan tersebut pada tamu yang berminat. Hotel ini dikelola oleh jaringan hotel internasional Starwood Hotels.

Jailhotel Lucerne, Lucerne, Swiss. 
Bangunan tersebut berdiri tahun 1862 dan berfungsi sebagai penjara hingga tahun 1998. Barulah kemudian berubah fungsi menjadi hotel.

Uniknya, pihak hotel sengaja membiarkan kesan penjara. Sesuai namanya “Jailhotel” atau “hotel penjara”, konsep hotel pun dibuat nuansa penjara. Ada beberapa tipe kamar di hotel. 

Coba menginap di kamar Director’s Suite yang dulunya merupakan kantor sipir penjara. Lalu kamar Library Suite yang sebelumnya adalah perpustakaan penjara. Tamu yang menginap di kamar ini pun dikelilingi oleh buku layaknya perpustakaan.

Menikmati Kelezatan Udon nan Kenyal


Kabar baik bagi pemburu kulinerJepang. Baru-baru ini, hadir restoran Jepang dengan menu utama udon di kawasan Jakarta Barat, yaitu Marugame Udon.

Udon adalah mie khas Jepang berbentuk bulat cukup besar dan kenyal. Restoran yang berlokasi di Lantai 3 Mall Taman Anggrek, Jalan S.Parman, Jakarta,  itu menyajikan udon dengan berbagai kuah dan isian.

Saat kunjungan Kompas.com ke Marugame Udon beberapa waktu lalu, Kompas.com berkesempatan mencicipi Beef Curry Udon. Beef Curry Udon menggunakan kuah kari yang sangat kental, disantap dengan cincangan daging sapi tipis-tipis.

Satu porsi udon yang dilabeli harga Rp 50.000 sebanding dengan porsinya yang lumyan banyak. Dijamin perut Anda akan menjadi sangat penuh setelah menyantapnya. Untuk orang yang tipikal makandengan porsi sedikit, satu porsi udon bisa disantap oleh dua orang.

Selain Beef Curry Udon, di sini pun tersedia pula jenis udon lain dengan harga yang beragam. Harganya tak terlalu memeras kocek, karena sesuai dengan porsi yang Anda akan dapatkan. Ada udonyang dengan kuah kaldu ayam dan baso ayam, udon dengan telur setengah matang, udon dengan rasa original, serta udon yang disajikan dingin.

Untuk menyantap udon, jangan lupa didampingi oleh tempura. Ada 10 jenis tempura yang tersaji, mulai dari sayur, udang, ayam, dan tempura lain yang terbuat dari berbagai bahan.

Konsep dapur terbuka yang ditawarkan memberikan suasana berada di warung makan yang ada di Jepang. Pengunjung yang datang bisa melihat langsung proses pembuatan udon.

Untuk penyajian tempura, benar-benar disajikan selagi panas setelah diangkat dari penggorengan. Sebab, tempura terasa lebih nikmat disantap selagi masih panas.

Soto Ayam Jadi Program Pilihan TV Hamburg



Menu soto ayam menjadi pilihan dalam program masakan khas TV TravelTalk Hamburg dalam rangkaian promosi Indonesia, yang menjadi negara mitra dalam pelaksanaan Internationale Tourismus Börse (ITB) Berlin 2013, 6-10 Maret mendatang.

Konsul Jenderal RI Hamburg Ny. Marina Estella Anwar Bey dalam keterangannya kepada AntaraLondon, Kamis (21/2/2013), menyebutkan KJRI Hamburg bekerja sama dengan salah satu stasiun TV swasta Hamburg, TravelTalk, mengisi program penyajian masakan khas dari negara di dunia dengan salah satu menu tradisional Indonesia, soto ayam.

Menurut Marina, program yang diadakan Kantor Promosi Wisata Indonesia di Munchen itu dipandu oleh chef terkemuka Hamburg, Ms. Julia Reiss, dengan menampilkan salah satu warga Indonesia di Hamburg, Daysie Steindorf-Sabath Masengi menjadi tamu.

Pada program acara masak-memasak tersebut disampaikan cara membuat soto serta berikut bahan-bahan yang diperlukan, mempraktikkan bagaimana cara membuat dan cara penyajian soto ayam.

Sambil mempraktikkan cara membuat soto, diselingi percakapan ringan pembawa acara dan bintang tamu yang dalam kesempatan tersebut menerangkan bahwa soto ayam dapat dikonsumsi pada pagi hari juga malam hari dan cocok dengan udara Hamburg pada saat musim dingin.

Soto ayam dengan mudah dapat ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Pada intinya, soto ayam berasal dari Jawa. Meski demikian, mengingat Indonesia terdiri atas berbagai suku dan etnik, terdapat pula beragam macam jenis makanan soto di Indonesia, di antaranya soto madura, soto padang, soto betawi, soto makasar, dan soto kudus.

Soto ayam dan juga berbagai macam soto lainnya bahkan saat ini dijadikan sebagai makanan pembuka di berbagai acara, antara lain pesta pernikahan.

Pemilihan menu soto ayam oleh chef Ms. Julia Kreiss adalah dengan pertimbangan bahan baku yang mudah ditemukan di toko pangan atau swalayan di Jerman serta cara membuat yang dipandang tidak rumit.

Program tersebut disiarkan melalui internet yang direncanakan akan mulai dipublikasikan akhir Februari atau awal Maret 2013 sebelum pelaksanaan ITB Berlin. Acara-acara TravelTalk ditonton lebih dari 32.000 warga Jerman.

Chef Vindex Hadirkan Kuliner Indonesia di Berlin



Chef Vindex Tengker akan memasak untuk ribuan orang di pameran pariwisata terbesar dunia, Internationale Tourisimus Borse (ITB) di Berlin yang berlangsung 5-10 Maret mendatang.

Untuk menjamu 4500 undangan pada acara pembukaan ITB, Indonesia membawa tim sebanyak 6 orang, termasuk Chef Vindex Tengker. Di Berlin, sudah ada tim berisi 22 koki yang siap membantu.

Indonesia akan menyajikan sepuluh dari 30 ikon kuliner tradisional, meliputi nasi tumpeng, rendang, soto lamongan, sate madura, nagasari, dan kue lumpur. Sebagian besar bahan baku makanan yang akan disajikan, kata Vindex, ada di Berlin.

"Bumbu merah, bumbu putih, bumbu kuning dibuat oleh tim di Berlin. Kita udah kasih resep, kita tinggal terima beres," kata Vindex ditemui di Patali Day, Dharmawangsa Hotel, Sabtu (24/2/2013).

Cita rasa makanan Indonesia seringkali dirasa terlalu pedas bagi orang luar. Oleh karena itu, tuturnya, takaran pedasnya akan disesuaikan.

"Resepnya tetap asli, tapi kita cuma mengurangi kepedasan. Karena takutnya kan bisa kebakar perutnya. Kalau 4000 orang sakit perut kan susah," lanjutnya.

Vindex mengatakan, toleransi ini dikarenakan makanan Indonesia yang masih baru dikenalkan pada publik internasional. Dia pun ingin agar suatu saat rendang yang dibuat di luar Indonesia disajikan dengan rasa otentik tanpa penyesuaian namun dapat diterima di semua lidah.

"Misalnya tomyam, orang udah tahu kalau tomyam memang pedas. Kita juga maunya ke arah itu, tapi belum," kata koki yang pernah menjadi juri Master Chef Indonesia itu.

Memang tidak semua jenis ikon kuliner tradisional Indonesia akan dibuat di Berlin. Jika para undangan yang mencicipi penasaran dengan ragam kuliner Indonesia, Vindex mengatakan, itu bisa jadi alasan agar mereka datang ke tanah air.

"Jadi teaser kan, If you want some more, come to Indonesia and experience yourself," imbuhnya.

Harmonisasi Selembar Songket




Setelah menunggu sekitar dua tahun, awal tahun ini Nanda Wirawan bisa bernapas lega. Dua karya pengembangan kain songket Minangkabau yang digarapnya memperoleh penghargaan kerajinan unggulan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Pertama adalah songket dengan gabungan motif bernama Saluak Laka dan Saik Ajik Babungo yang dibuat seniman Iswandi dan almarhum Alda Wimar. Motif ini pengembangan dari motif ukir di rumah gadang. Karya lainnya adalah songket kuno Kotogadang bermotif Sajamba Makan yang merupakan hasil revitalisasi dari songket kuno Nagari Kotogadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Songket itu dibuat di Studio Songket ErikaRianti di Jorong Panca, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Agam. Nanda adalah direktur studio songket itu. Penghargaan dua tahunan untuk program Asia Tenggara di Malaysia itu berarti besar bagi Nanda. Kedua karya itu diberi penghargaan atas sejumlah indikator yang melekat, yaitu istimewa, otentik, inovatif, dan dapat dipasarkan.
Lebih penting
Namun, sebetulnya ada yang lebih penting selain penghargaan itu, yaitu filosofi orang Minangkabau dalam selembar kain. Soal toleransi pada masyarakat Minangkabau yang menganut sistem matrilineal. Juga soal harmonisasi tentang beberapa unsur dalam kehidupan.
Hal itu terdapat dalam hasil karya pengembangan motif ukiran rumah gadang bernama Saluak Laka dan Saik Ajik Babungo. ”Motif Saluak Laka memiliki filosofi toleransi adat dan agama, perpaduan sistem matrilineal dan patrilineal. Saik Ajik Babungo berarti potongan yang sama besar atau keadilan,” ujar Nanda.
Iswandi, yang membuat motif Saluak Laka untuk kain songket, menuturkan, secara visual motif itu terlihat sebagai perpaduan garis lurus dan lengkung. ”Garis lurus yang cenderung kaku menggambarkan sifat agama, sedangkan lengkung menggambarkan sifat adat. Ini adalah motif yang menggambarkan perpaduan agama dan adat. Inilah yang dimaksud dengan adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah (adat bersendi hukum agama, hukum agama bersendi Al Quran),” kata Iswandi yang juga suami Nanda.
Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah adalah konsensus antara pemimpin agama dan pemuka adat untuk memadukan ajaran Islam dan adat Minangkabau. Ada sejumlah versi tentang waktu terjadinya perjanjian itu. Akan tetapi, pegangan dalam menjalankan kehidupan bagi orang Minang itu kini masih didengungkan.
Nanda menambahkan, motif itu juga menggambarkan aturan agama yang sangat jelas dan aturan adat yang dinamis tidak pernah bertentangan. Sekalipun secara adat seorang anak di Minangkabau mewarisi garis ibu (matrilineal), tetapi ia tetap disaluak’kan (diikat) dengan keluarga ayah.
Hal itu mewujud dalam perkawinan ”anak pisang” atau anak dari anak laki-laki yang mesti mengutamakan persetujuan keluarga ayah (bako). Nanda menambahkan, jika ada anggota keluarga bako yang tutup usia, ”anak pisang” yang pertama kali mesti memberikan kain kafan.
Dalam buku Revitalisasi Songket Lama Minangkabau, Bernhard Bart dan kawan-kawan (2006), motif Saluak Laka berarti jalinan kuat lidi atau rotan yang menyatu erat sehingga mampu menyangga periuk. Laka adalah alas periuk. Saluak berati kait atau jalinan. Motif ini berarti jalinan kekerabatan yang kuat guna menjalankan tanggung jawab besar. Pada saat bersamaan tidak ada individu yang menonjolkan diri atau merasa paling berjasa. Ini ditunjukkan dengan tidak terlihatnya ujung ataupun pangkal dalam anyaman atau jalinan laka. Seluruhnya tersembunyi di bawah.
Adapun Saik Ajik Babungo, kata Iswandi, berarti potongan wajik yang sama besar. ”Wajik dalam tata cara penghidangan penganan adalah yang utama dan terletak di tengah-tengah sebagai ’bunga hidangan’ di antara lainnya,” paparnya.
Motif Sajamba Makan menggambarkan kebersamaan dalam masyarakat Minangkabau. ”Motif ini menunjukkan segala sesuatu menyangkut kehidupan kaum mesti diputuskan secara musyawarah untuk mufakat,” kata Nanda.
Mereka yang terlibat dalam forum musyawarah itu adalah orang-orang dengan kemampuan manguik sahabih sauang, baretong sampai sudah. ”Artinya, segala sesuatu ditelaah mendalam dengan prinsip keselarasan dan keseimbangan sehingga hasilnya membawa kebaikan kini dan di kemudian hari,” ujarnya.
Proses panjang
Nyaris seperti toleransi dan harmonisasi yang prosesnya di masyarakat relatif panjang, demikian pula dengan pembuatan kedua songket itu. Terutama untuk transformasi motif ukiran rumah gadang yang secara teknis tak pernah dilakukan sebelumnya di atas kain songket.
Pembuatan motif mulai dilakukan pada 2010 oleh Alda Wimar, yang dilanjutkan pada 2011 oleh Iswandi. Proses penenunan dilakukan April hingga Mei 2012. Revitalisasi songket kuno Kotogadang dimulai dengan pembuatan motif sejak 2006. Penenunan dikerjakan sejak September hingga Oktober 2011. Butuh lima kali penenunan yang gagal sebelum berhasil pada percobaan keenam untuk pembuatan kembali songket kuno Kotogadang itu. Pasalnya, ujar Nanda, revitalisasi sulit, sesuai tuntutan yang mesti sama persis dengan kaidah aslinya.
”Tingkat kesulitan tinggi karena ditenun dengan ukuran setengah lubang sisir tenun. Ini adalah kain paling halus yang pernah ditenun di Studio Songket ErikaRianti,” tutur Nanda.
Proses pada songket lain yang mentransformasikan motif ukiran rumah gadang dalam songket memiliki tantangan lain. Tak mudah memindahkan motif relung dan lingkaran dari ukiran kayu ke atas kain songket, yang disebut Nanda hampir mustahil.
”Ini membutuhkan garis motif yang banyak. Kain songket biasanya bermotif geometris, hampir tidak mungkin bermotif lingkaran,” kata Nanda. Apalagi, songket yang dibuatnya bukan berupa penyederhanaan bentuk, melainkan menenun sesuai dengan motifnya.
Warna menggunakan bahan alami, antara lain secang untuk warna merah dan ungu serta kulit kayu untuk warna coklat kemerahan. Songket itu sempat dipamerkan di Uni Emirat Arab. (Ingki Rinaldi)

Suka Menonton TV (Bukan) Pertanda Bodoh


Simaklah "Bilangan Fu", jika anda suka menghamburkan waktu untuk bacaan rekaan, dan bersiaplah mendapati satu kalimat pengundang bersilat kata: "Suka nonton TV adalah ciri-ciri orang bodoh".
Hmm, para penggemar acara tv, para pekerja industri layar kaca dan turunannya pasti meradang.
Ucapan salah satu tokoh fiksi itu jelas tak lahir dari hasil pengamatan atau riset yang bisa dipertanggungjawabkan. Itu cuma celetukan yang sambil lalu.
Meski pernyataan itu lemah, ada sisi-sisi kebenarannya. Yang tak suka dengan kalimat itu pastilah berargumen demikian: banyak manfaat nonton TV.
"Aku suka nonton CNN, NBC News, National Geographic, Discovery Channel. Aku berlangganan TV kabel memirsa acara-acara ekslusif," tutur seorang yang tak setuju dengan pernyataan dalam novel Ayu Utami itu.
"Aku tak suka nonton TV tapi suka melototi adiknya, monitor," ucap yang lain.
Maksudnya, monitor komputer, yang tentu saja bisa dipakai menghadirkan acara TV lewat saluran bermoda audio visual streaming.
"Sebelum ada TV sudah banyak orang bodoh," celetuk seorang penggemar acara Dahsyat.
Seorang penulis berkomentar dengan bahasa khas pembela kaum populis: "Suka nonton TV bukannya bodoh tapi tak kritis memilih tema. Mereka belum melek media."
"TV hanya medium. Tak bisa dipakai mengukur kebodohan seseorang," ujar seorang pemikir. Pemikir ini lalu berkata: TV bisa dipakai sebagai wahana pendidikan jaraj jauh. Universitas Terbuka menggunakan jasa TV untuk menyampaikan mata ajar.
TV juga bisa menghibur milayaran manusia menyaksikan olahraga akbar, pertandingan sepak bola Piala Dunia, Liga Champion.
Dengan reportase wartawan dan juru kamera, orang di udik bisa bersedih menyaksikan anak-anak terbunuh dalam perang, korban banjir yang mengungsi.
Pada saat yang sama, orang desa bisa belajar menyukai mode baju dan rambut yang sedang disohorkan para biduan pujaan.
Jadi, kesimpulan mereka yang tak setuju dengan kalimat di "Bilangan Fu" itu, tak ada hubungannya antara TV dan ciri-ciri kebodohan. Apalagi banyak anak cerdas juga suka nonton TV.
Seorang majikan yang kesal karena pembantunya suka menghabiskan waktu di depan TV jika sang majikan lagi tak di rumah pasti setuju dengan pendapat "Bilangan Fu".
"Dasar orang bodoh, doyan nonton tv!" kira-kira begitulah gerutu kesal sang majikan.
Sisi kebenaran kalimat di "Bilangan Fu" itu bisa dijabarkan begini: Ambil sampel di perkampungan mana pun. Di sana pasti ada seorang ibu yang menganggur atau remaja yang lulusan SMA tapi tak punya biaya melanjutkan kuliah.
Orang-orang ini menghabiskan waktu luangnya yang memang sangat melimpah dengan menghabiskan nonton TV dari pagi sampai ngantuk dan tertidur di depan TV sehingga TV lah yang menonton mereka sedang ngorok.
Orang-orang yang suka nonton TV ini, di era sekarang (beda dengan era ketika siara TV jadi monopoli negara) begitu dimanjakan. Mereka bisa nonton berita selebritas dari pagi sampai malam, dari stasiun TV yang berbeda, di tajuk acara yang berbeda tapi berisi substansi yang mirip-mirip.
Orang-orang ini lebih menikmati nonton TV dari pada mengolah tubuh dan pikiran mereka untuk sesuatu yang lebih bermakna. Misalnya terjun ke Posyandu untuk membantu memasak kacang ijo, ikut kursus keterampilan yang bisa memberikan makna bagi hidup mereka.
Orang-orang inilah yang oleh Neil Postman disebut mendapatkan hiburan sampai mati oleh kultur TV. Ya, TV memang menghadirkan hiburan, hiburan, hiburan hingga mati!
Bayangkan: debat perkara serius juga perlu ada pembicara yang berperan sebagai badut.
Penemuan solusi bukan urusan pembuat acara debat di TV. Urusan mereka adalah membuat acara debat serius jadi tontonan.
Yang disasar adalah pemirsa TV yang gemar lelucon lewat wacana yang dikemas seolah-olah serius.
"Televisi menghacurkan kebudayaan," ini teriak Postman jauh sebelum "Bilangan Fu" muncul.
Postman mungkin berlebihan. Yang dilupakan Postman: TV melahirkan kultur! Dan mengubah banyak hal.
Sampai di sini, jangan terlalu serius menanggapi apa yang terlontar di "Bilangan Fu". Yang penting: cukuplah Anda resah jika seharian anak-anak Anda hanya menghabiskan waktunya di depan TV.
Bukankah manusia yang sehat perlu sering gerak, melihat dunia riil dan berinteraksi dengan banyak teman.
Ada yang percaya pada seorang yang mengatakan: pada dasarnya menonton sinetron sama dengan membaca novel. Bedanya di sini: menonton bukan cara yang memudahkan untuk belajar menulis.
Membacalah cara yang bisa memudahkan untuk menulis. Tapi kenapa mesti belajar menulis? Kenapa tidak belajar membuat sinetron?
Ya, pertanyaan-pertanyaan itu merupakan bukti bahwa hubungan TV dan kebodohan penaka hubungan langit dan bumi. Jauh sekali keterkaitannya.

Olimpiade Sains Ambon Diikuti 206 Siswa SD


Sebanyak 206 siswa dari 10 sekolah dasar (SD) di Kecamatan Baguala dan Leitimur Selatan, Kota Ambon mengikuti olimpiade sains, di Ambon, Sabtu. Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade, Ibu F Latuheru mengatakan, olimpiade yang dibagi dalam tiga level tersebut, didukung sejumlah perusahaan swasta bertujuan untuk menguji kemampuan para siswa dalam menyerap ilmu yang diperoleh di sekolah.
Olimpiade tersebut juga disasarkan untuk peningkatkan daya saing sekolah dalam penerapan pendidikan sains di sekolah masing-masing. "Tiga level olimpiade yang dilakukan yakni level I untuk siswa kelas I dan II dan diikuti 49 peserta, level II (kelas III-IV) diikuti 86 peserta, sedangkan level III diikuti 71 siswa kelas V dan VI," kata F Latuheru, Sabtu (23/2/2013).
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ambon T Lokolo saat membuka olimpiade yang ditandai dengan pembukaan sampul soal, mengatakan, lomba tersebut menjadi ajang peningkatan ilmu pendidikan di kalangan siswa, sekaligus pencapaian daya saing antarsekolah.
"Dengan lomba ini masing-masing sekolah dapat mengukur sejauh mana siswa dapat menyerap ilmu pendidikan yang diterapkan selama ini," ujarnya.
Selain itu menjadi acuan untuk perbaikan dan peningkatan manajemen pembelajaran di masa mendatang. Menurut T Lokolo, siswa diajarkan untuk tidak mengejar kemenangan atau kecewa karena kalah, tetapi terus dimotivasi untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga mampu berprestasi serta bersaing di jenjang lebih tinggi.
Dia berharap para juara olimpiade tersebut dapat terus meningkatkan kemampuannya guna menghadapi lomba serupa antar seluruh sekolah di Kota Ambon maupun di tingkat nasional.

Saat CEO Kompas Gramedia Berbagi Inspirasi kepada Anak SD


CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo, saat berpartisipasi pada Kelas Inspirasi Gelombang II yang digelar Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Rabu (20/2/2013).


Setelah menjalani briefing pada tanggal 9 Februari lalu, para profesional yang biasanya berkecimpung dengan pekerjaannya kini hadir langsung di dalam kelas di tengah anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) dalam kegiatan bertajuk Kelas Inspirasi Gelombang II yang digelar oleh Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.

Salah satu dari profesional tersebut adalah CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo. Keikutsertaannya pada kegiatan ini dilandasi dengan semangatnya untuk berbagi mimpi dengan anak Indonesia sehingga mampu memotivasi mereka meraih cita-cita yang diinginkan.

"Program ini bagus. Bagaimana membangkitkan mimpi anak-anak ini sekaligus memperkenalkan bahwa semua profesi penting dan bagus tergantung kehebatan kita apa," kata Agung saat dijumpai di SD Negeri Kuningan Timur 01 Pagi, Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Pada kesempatan ini, ia akan berbagi pengalaman dengan anak-anak kelas II, IV dan V. Menurutnya, hal ini sangat menarik dan memberi sebuah tantangan tersendiri baginya. Pasalnya, berhadapan langsung dengan anak-anak usia SD khususnya kelas I dan II merupakan sesuatu yang tidak mudah.

"Saat diberitahu untuk anak kelas I dan II, saya berpikir itu menarik banget karena biasanya sulit," ungkap Agung yang mengaku memiliki latar belakang sekolah guru.

Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa ada dua pesan penting yang akan dibawanya ke dalam kelas dan siap dibagi pada anak-anak tersebut. Pesan tersebut antara lain adalah mengedepankan kejujuran dan kemandirian sebagai kunci kesuksesan dalam menjalankan profesi apapun nantinya.

"Sebetulnya saya lebih mau cerita aja tentang sikap terutama jujur dan mandiri. Profesi apapun nggak akan sukses kalau nggak jujur," ujar Agung.

"Kunci yang lain adalah mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Itu yang utama akan saya bagi pada mereka," imbuhnya.

UGM-ITB-UI Masuk Daftar Kampus Terpopuler Asia


Sebanyak 10 perguruan tinggi Indonesia masuk dalam Top 200 Asia sebagai kampus terpopuler versi pemeringkat Webometrics periode Februari 2013.
Seperti dikutip dari situs webometrics.info, di Jakarta, Sabtu (23/2/2013), UGM menduduki peringkat 70, disusul ITB (81), UI (95), Gunadarma (112), Unbraw (131), Undip (152), IPB (166), ITS (168), Unpad (177), dan Unair (194).
Adapun lima besar peringkat perguruan tinggi Asia ditempati National Taiwan University, University of Tokyo, Kyoto University, dan University of Hong Kong.
Webometrics melakukan pemeringkatan terhadap dari 20.000 perguruan tinggi dari 200 negara, sebanyak 356 di antaranya adalah perguruan tinggi di Indonesia. Lembaga pemeringkat yang berbasis di Spanyol ini, menggunakan 4 parameter penilaian yaitu Presence, Impact, Openness, dan Excellence.
Presence menunjukkan jumlah halaman web pada situs perguruan tinggi yang terindeks oleh Google. Impact diukur berdasarkan external inlink yang mengarah ke situs perguruan tinggi dari situs lain.
Openness menunjukkan jumlah dokumen yang terindeks di google scholar. Excellence merupakan jumlah publikasi international berdasarkan data dari Scimagojr.com yang membuat peringkat perguruan tinggi berdasarkan jumlah dan kualitas paper terindeks SCOPUS.
Khusus di Indonesia, peringkat 10 besar kampus terpopuler masih didominasi Perguruan Tinggi Negeri, kecuali Universitas Gunadarma menjadi PTS satu-satunya yang bercokol pada urutan ke-4. Meski begitu, tidak satupun perguruan tinggi asal Indonesia yang masuk dalam peringkat 100 terpopuler di dunia.
Perguruan tinggi Indonesia diwakili UGM hanya berada pada tingkat 440 dunia, ITB 497, UI 581, Gunadarma 634, dan Brawijaya 722, Undip 781.
Adapun peringkat perguruan tinggi terpopuler di dunia, didominasi kampus asal Amerika Serikat, yaitu Harvard University, Stanford University, Massachusetts Institute of Technology, Michigan State University, University of Pennsylvania.
Selanjutnya, University of California Los Angeles UCLA, University of California Berkeley, Columbia University New York, Cornell University, University of Minnesota.

Jumat, 22 Februari 2013

Jalan Terjal sang Petualang



Judul  : Balada Si Roy #1
Pengarang : Gol A Gong
Penerbit : Gramedia
Cetakan : Pertama, 2012
Tebal  : 366 Halaman





Novel yang pertama terbit akhir 1980-an ini kembali muncul menyapa kerinduan pembacanya pada akhir 2012 lalu. Kehadiran kembali novel serial yang terdiri dari lima jilid (10 episode) ini bukan tanpa sebab. Novel ini akan dilayarlebarkan dan sedang proses produksi oleh sebuah Production House dan naskah skenarionya ditulis langsung oleh Gol A Gong—sang penulis novel.
Novel ini mengisahkan perjalanan seseorang yang tenggelam dalam hiruk pikuk pergaulan remaja. Roy adalah sosok remaja yang terkenal bandel di sekolah. Kematian Papanya yang tewas dalam sebuah pendakian membuat Roy menjelma seorang remaja berwatak keras--orang-orang menyebutnya berandal. Namun begitu, wajah tampan yang dimilikinya membuat gadis-gadis di sekolah terpikat dan berusaha ingin mendapat perhatian lebih.
Roy pun tidak jual mahal. Siapa pun yang berusaha mendekat, pasti dia ladeni. Roy tak pandang bulu dalam berteman. Terbukti dia bisa bergaul dengan siapa saja. Teman-teman sekolah (perempuan dan laki-laki), hingga abang-abang becak sangat akrab dengannya.
Tak heran, jika sifat familiarnya menjadi magnet dan mampu menarik perhatian cewek-cewek di sekolah. Hal itu membuat Dulah berang. Di sekolah, Dulah dikenal sebagai sosok yang sering membuat keributan dan cukup sering mengganggu Roy dan teman-temannya. Sebagai remaja yang penuh gejolak, Roy tidak tinggal diam mendapat perlakuan Dulah. Pada suatu waktu mereka terlibat perkelahian. Kedua remaja itu saling beradu kemampuan untuk saling menaklukkan (halaman 31).
Roy memang dikenal bandel di sekolah. Namun, jiwa sosialnya sangat besar. Seringkali dia membantu teman-temannya yang butuh pertolongan. Dia juga tidak akan pernah mengganggu orang lain atau menyakiti seseorang jika dia tidak disakiti. Karena orangtuanya tidak pernah mengajarkan kekerasan. Dia masih memegang prinsip untuk saling menghargai. Menurutnya, hidup bukan untuk saling membenci, tapi saling mengasihi (halaman 220).
Roy sebenarnya berasal dari keluarga besar dan terhormat. Namun, pernikahan kedua orangtuanya ditentang oleh pihak Papa Roy. Sehingga keluarga kecil Roy tidak pernah mendapat tempat di hati keluarga besar. Bahkan, Roy dan Mamanya selalu mendapat perlakuan tidak baik setiap berkunjung ke rumah kakek-neneknya.
Penindasan dari keluarga besarnya itulah yang membuat Roy tumbuh sebagai remaja yang keras. Dia tidak akan segan-segan berbuat kasar jika ada orang yang mengganggunya, termasuk Dulah dan gank-nya, Borsalino, yang cukup terkenal di sekolah.
Sementara itu, kematian Joe, anjing peninggalan Papanya yang tewas di tangan Dulah dan kawan-kawannya waktu terjadi perkelihan membuat Roy selalu uring-uringan. Sekolahnya pun nyaris berantakan. Nilai rapornya di akhir semester nyaris semua kebakaran, alias mendapatkan angka merah. Ulahnya pun membuat dia diskors dari sekolah selama seminggu.
Mama Roy sangat sedih melihat anak semata wayangnya yang menjadi satu-satunya harapan dalam keluarganya menjadi tidak terurus. Pergaulan dan sekolahnya sama-sama payah. Tapi, Roy berusaha menenangkan Mamanya. Bahwa Roy akan baik-baik saja dan akan memperbaiki nilai-nilai sekolahnya yang anjlok.
Tapi, sebuah keputusan yang diambil Roy membuat Mamanya kembali shok. Roy akan cuti sekolah dan akan menjadi seorang avonturir alias pengembara. Roy merasa bosan dengan sekolah. Dia ingin menikmati alam, merenungi keagungan Tuhan dengan menyusurinya langsung ke beberapa tempat yang selama ini menjadi tujuan Roy (halaman 227).
Mulailah Roy bertualang. Mendaki gunung dan menyusuri beberapa kota di pulau Jawa menemani kesehariannya. Cara Roy bertualang pun tidak seperti yang biasa dilakukan para traveler di era modern. Sebagai petualang, Roy menguji adrenalinnya dengan berbagai cara untuk sampai ke tujuan. Roy selalu berpikir bahwa, menjadi laki-laki harus berani menaklukkan tantangan. Seberat apa pun hidup, harus dihadapi dengan perjuangan.
Maka, Roy pun sudah terbiasa dengan aroma kehidupan terminal dan stasiun. Bahkan, beberapa kali Roy melompat ke bak truk, kucing-kucingan dengan kondektur kereta api, lalu menyeruak di keramaian kota (halaman 273).
Uniknya, dalam perjalanannya, Roy mendisiplinkan diri mencatat hal-hal penting dalam buku catatan hariannya yang selalu dia bawa. Rekam jejak perjalanannya dia tulis dan dijadikan tulisan berseri di sebuah majalah remaja ibu kota. Di sinilah alasan Roy menjadi seorang avonturir terkuak. Roy ingin menjadi seorang penyair dan penulis terkenal berdasarkan pengalaman empirisnya di perjalanan.
Novel ini secara umum menggambarkan potret pergaulan anak muda yang dibidik pengarang lewat tokoh bernama lengkap Roy Boy. Lewat tokoh utama, Gol A Gong ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa, masa remaja adalah masa-masa penuh gejolak, penuh eksperimen dan pencarian jati diri. Seluk beluk tokoh dalam kehidupan keluarga, sekolah, bahkan pergaulannya bersama teman-temannya digambarkan pengarang dengan bahasa dan penuturan khas remaja. Membaca Balada Si Roy pembaca seolah-olah diseret untuk mengetahui pergaulan remaja di akhir 1980-an atau awal 1990-an yang menjadi setting novel setebal 336 halaman ini. [*]

Yuk, Berburu Buku Murah di Binus Book Fair 2013



Bagi Anda yang hobi membaca dan ingin menambah koleksi buku tanpa perlu mengeluarkan uang banyak, tidak ada salahnya mengunjungi pameran buku yang digelar oleh Library and Knowledge Center Universitas Bina Nusantara. Pameran buku ini akan berlangsung selama dua minggu, yaitu 21 Februari-7 Maret.

Berbagai toko buku dan penerbit ikut meramaikan pameran buku yang diselenggarakan di food courtkampus yang berada di Jalan Kebon Jeruk Raya ini, mulai dari Gramedia, Kinokuniya, TM bookstore, sampai Gunung Agung. Tentu saja mereka hadir dengan menawarkan diskon dari 10 hingga 40 persen.

Selain menggelar pameran buku, Universitas Bina Nusantara juga membuka kesempatan bagi mahasiswa dan juga kalangan umum yang ingin menyumbangkan buku melalui kegiatan donasi buku. Kegiatan ini juga digelar selama dua minggu di lokasi yang sama dengan tempat gelaran pameran buku.

Pada penyelenggaraan ke-22 ini, diadakan juga talkshow mengenai e-book serta bagaimana mengatasi pembajakan dan plagiarisme. Tidak hanya itu, ada juga pemutaran film yang dilaksanakan di Library Cafe pada Kamis (21/2/2013) ini.

Nah, bagi yang ingin berburu buku murah, tapi berkualitas atau melakukan aksi sosial dengan menyumbang buku, jangan lewatkan agenda ini. Kegiatan ini dibuka dari pagi hingga sore hari dan hanya di Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek.

Sulit Belajar Bahasa Asing? Perbaiki 5 Kesalahan Ini



Benarkah hanya orang pintar yang mudah mempelajari suatu bahasa? Jangan percaya. Apalagi saat ini, dunia akademis menawarkan segudang strategi pembelajaran.

Kemampuan belajar bahasa yang paling dasar adalah soal kebiasaan yang dibentuk oleh sedikit disiplin dan kesadaran diri. Namun sayangnya, menurut Anne Merritt, pengajar EFL di Korea Selatan seperti dilansir Telegraph, banyak orang mengulang lima kebiasaan yang justru membuat belajar bahasa asing makin sulit. Apa saja?

1. Tidak banyak mendengar

Banyak ahli yang belajar tata bahasa percaya bahwa belajar bahasa justru dimulai dengan "silent period" atau dia. Sama seperti bayi yang belajar mengucapkan sesuatu dengan mendengar dan menirukan bunyi, orang-orang yang belajar bahasa juga perlu mendengar untuk belajar. Ini dapat membuat belajar perbendaharaan kata dan struktur berjalan lancar serta membantu untuk memperhatikan pola pembentukan bahasa.

Mendengar adalah kemampuan berkomunikasi yang kita gunakan hampir di seluruh kehidupan kita. Namun, ini sulit dilakukan kecuali Anda tinggal di negara lain atau berada di kelas intensif bahasa asing selain bahasa ibu Anda. Solusinya, pakailah musik, non-streaming webcast, acara televisi dan film. Dengar, dengar dan dengarkanlah sesering mungkin.

2. Kurang rasa ingin tahu
Dalam belajar bahasa, sikap bisa menjadi faktor penentu kemajuan kemampuan seseorang. Para ahli bahasa mempelajari sikap dalam pembelajaran bahasa pada tahun 1970-an di Quebec, Kanada, ketika tensi tinggi terjadi antara kaum Anglophones dan Francophones. Riset menunjukkan bahwa kaum Anglophones memiliki stereotip bahwa kaum Perancis di Kanada tidak juga menguasai bahasa Perancis dengan baik meski sudah bertahun-tahun belajar di sekolah yang mewajibkan mata pelajaran Bahasa Perancis.

Di sisi lain, seseorang yang sedang belajar bahasa akan lebih berhasil ketika juga tertarik dengan budaya negara asal bahasa tersebut. Ketertarikan mereka yang belajar bahasa terhadap budaya membuat mereka lebih mudah memahami bahasa yang dipelajari dan lebih terbuka dalam membangun relasi dengan native speakers.

3. Berpikir terlalu kaku

Para ahli bahasa menemukan bahwa mereka yang belajar dengan toleransi yang rendah terhadap ambiguitas atau kerancuan akan lebih merasa sulit dalam belajar bahasa. Belajar bahasa mencakup banyak ketidakpastian. Mereka yang belajar akan menghadapi kosakata baru setiap hari dan untuk setiap aturan tata bahasa ada pengecualian dialek atau kata kerja tidak beraturan. Sampai kefasihan ercapai, akan selalu ada sejumlah kerancuan.

Para pembelajar yang langsung melihat kamus begitu menemukan kata baru akan merasa lebih stres dan bingung daripada mereka yang justru berpijir keras untuk menebak makna suatu kata baru yang ditemuinya. Oleh karena itu, tipe pembelajar "buru-buru lihat kamus" mudah merasa frustasi dan berhenti belajar.

Cara belajar seperti ini sangat sulit untuk diubah, namun latihan kecil bisa membantu. Temuan lirik lagu atau teks dan berlatihlah untuk menemukan makna inti darinya meski ada beberapa kata yang Anda tidak ketahui.

4. Cuma pakai satu metode

Beberapa orang yang belajar bahasa merasa nyaman dengan peralatan untuk mengulang-ulang mendengarkan kaset pembelajaran di laboratorium  bahasa. Beberapa membutuhkan buku teks tata bahasa untuk memahami pelafalannya. Masing-masing pendekatan ini baik, namun salah jika hanya bersandar pada satu metode saja.

Orang-orang yang belajar bahasa menggunakan banyak cara untuk mempraktekkan keahlian bahasa dan mencoba menjelaskan konsep. Menemukan lebih banyak cara juga menolong mereka saat menemukan kebosanan dalam satu metode.

Ketika memilih kelas belajar bahasa, Anda harus mencari kursus yang mempraktekkan empat kemampuan bahasa, yaitu membaca, menulis, mendengar dan berbicara. Jika belajar secara otodidak, cobalah belajar dengan mengombinasikan buku teks, audio dan aplikasi pembelajaran bahasa.

5. Takut
Tak peduli sebaik apa seseorang itu dapat menulis tulisan dalam bahasa asing, menggabungkan kata kerja atau menyelesaikan ujian kosakata, untuk belajar, berimprovisasi dan mengetes kemampuan, Anda perlu berbicara.

Ini adalah tahap dimana bungkam, rasa malu dan rasa tidak nyaman akan menghancurkan kerja keras mereka dalam belajar bahasa. Dalam budaya timur dimana harga diri adalah nilai sosial yang tinggi, mudah untuk tidak mau mencoba bicara dalam bahasa asing yang sedang dipelajari. Mereka terlalu takut untuk salah dalam tata bahasa atau salah mengucapkan kata-kata karena merasa itu akan membuat sangat malu.

Jadi, kuncinya adalah bahwa berbuat kesalahan justru membantu orang yang sedang belajar bahasa untuk menunjukkan keterbatasan kemampuan mereka dan belajar untuk dikoreksi sehingga akan lebih paham setelahnya. Semakin sering belajar melalui bicara, semakin cepat mereka bisa meningkatkan kemampuan bahasa asing mereka.

Bermodal Semangat Mengajar di Kelas Inspirasi


 

Dengan penuh semangat, Fitri (24), seorang dokter gigi datang ke SD Negeri 03 Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (20/2/2013) pagi. Berbekal alat bantu ajar berupa kertas karton yang ditempeli berbagai macam gambar, Fitri masuk ke kelas I SDN 03 Tanah Sereal untuk memberikan pengetahuan tentang dunia medis kepada siswa-siswi di SD tersebut.

Fitri yang biasa bertugas sebagai dokter gigi di salah satu klinik di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, merasa sangat antusias mengajar anak-anak sekolah dasar. Walaupun tidak biasa menghadapi anak berusia 6 tahun, Fitri tetap merasa mendapat panggilan jiwa untuk mengikuti program yang dicetuskan oleh Indonesia Mengajar ini.

Fitri mengetahui program kelas inspirasi dari salah seorang temannya. Ia disarankan mengikuti kegiatan ini untuk memberi inspirasi kepada anak bangsa mulai usia dini. Untuk mengikuti program ini, dokter muda itu juga harus memasukkan lamaran dengan berbagai macam persyaratan yang telah diajukan, seperti esai dan formulir yang telah disiapkan oleh panitia kegiatan tersebut.

Agar bisa lolos dan mengikuti program kelas inspirasi, Fitri bersaing dengan 1.200 orang. Jumlah yang diterima untuk bisa mengikuti program ini hanya setengah dari jumlah tersebut. "Yang diterima hanya sekitar 500 orang atau bisa dibilang satu banding dua saja. Kalau tahun kemarin hanya mengajar di 25 sekolah dasar di jakarta dan sekitarnya, tahun ini bertambah menjadi sekitar 50 sekolah," kata Fitri.

Walaupun mengajar dengan penuh semangat, Fitri hampir kewalahan menghadapi siswa-siswi sekolah dasar tersebut. Dia harus melatih kesabaran supaya bisa menghadapi bocah-bocah dengan beragam polah dan rasa ingin tahu itu. "Waktu masuk kelas, anak-anaknya antusias banget," kata Fitri di SDN 03 Tanah Sereal, Rabu pagi.

Fitri mengatakan, selama mengajar anak-anak kelas I, II, dan III, ia harus menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak seusia mereka. Pembahasan juga tidak boleh terlalu banyak supaya murid-murid tersebut tidak merasa pusing.

Nabila (6), siswi kelas I SDN 03 Tanah Sereal, menjadi salah satu siswi yang terinspirasi oleh profesi Fitri. Dia memiliki cita-cita ingin menjadi dokter supaya bisa menyembuhkan orang yang sakit. Saat ditanya ingin menjadi dokter dalam bidang apa, Nabila pun menjawab dengan jawaban polosnya. "Mau jadi dokter yang suka sembuhin orang. Nanti sembuhinnya dibelek (bedah) orang yang sakitnya, penyakitnya diambil, terus ditambal lagi deh perutnya," kata Nabila.

Tak hanya mengetahui sedikit cara kerja dokter, Nabila pun menyebutkan berbagai alat yang biasa digunakan oleh dokter, seperti suntikan, teleskop, jarum, dan beberapa alat lainnya. Selain Nabila, Laras, siswa kelas III SD yang sama, juga ingin menjadi dokter karena saat ini ia sering bermain dokter-dokteran bersama temannya.

Wah, Ada "Harry Potter" di Kelas Inspirasi

Jika ingin mengajak anak-anak bermimpi, maka beranilah berimajinasi. Prinsip ini yang digunakan oleh Fira Basuki saat terlibat dalam program Kelas Inspirasi, Rabu (20/2/2013).


Penulis dan Pemimpin Redaksi Cosmopolitan Fira Basuki mencoba memperkenalkan profesinya melalui tokoh Harry Potter, tokoh penyihir hasil imajinasi penulis JK Rowling. Bak Harry Potter, Fira membawa sapu lidi berukuran cukup besar, lalu memperagakannya seperti yang biasa dipakai tokoh dalam novel dan film Harry Potter. 

Di depan para siswa kelas II, III, VI A, dan VI B SD di Negeri Kebon Baru 07 Pagi, Fira menceritakan bahwa untuk menjadi seorang penulis harus berani berimajinasi. Salah satunya dengan menamakan barang-barang yang dimiliki sama seperti nama orang, kemudian mengibaratkan barang-barang itu sebagai orang yang memiliki sifat dan karakter masing-masing. Sapu lidi yang dibawanya pun dipakai untuk menjelaskan terciptanya proses imajinasi.

Ibu dua anak ini mengaku bahagia mengenal kegiatan ini. Pasalnya, tak hanya anak-anak, para relawan juga banyak belajar.

“Selama ini saya sering banget jadi dosen di kampus-kampus untuk kuliah S-1 atau S-2, tapi tempatnya di aula. Baru kali ini saya mengajar anak SD di kelas, ibaratnya jadi guru seharian. Bukan hanya mereka belajar dari saya, tapi saya juga banyak belajar dari mereka. Semoga itu bisa memberikan inspirasi buat semua,” ungkap Fira.

Fira menjadi satu dari 11 relawan yang memperoleh kesempatan untuk mengikuti program Kelas Inspirasi yang digelar Indonesia Mengajar di SD Negeri Kebon Baru 07 Pagi yang terletak di Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Awalnya, Fira sudah mengetahui sendiri mengenai rencana pelaksanaan program ini. Namun, dia mengaku lebih tertarik lagi setelah diajak oleh salah satu temannya, Renee Suhardono, seorang career coach yang juga cukup ternama. 

Di sekolah ini, selain Fira yang adalah penulis, berbagai profesi lain juga terlibat, seperti insinyur pertambangan, perekayasa teknik, peneliti, penulis, dan di bagian pemasaran. Para relawan yang terlibat dalam kegiatan ini tak hanya meluangkan waktu untuk mempersiapkan diri, mereka juga meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya sehari-hari untuk mengajar anak-anak SD di lokasi yang sudah ditentukan. Bahkan ada yang harus mengajukan cuti atau meminta izin ke perusahaan tempatnya bekerja demi tujuan untuk berbagi informasi seputar profesi yang dijalani sehari-hari dan bagaimana cara untuk mencapainya. 

Fira berharap agar ke depannya kegiatan ini semakin terorganisasi dengan baik, termasuk waktu penyelenggaraannya yang lebih teratur. Dengan demikian, orang-orang yang mau mendaftar sudah mengetahui kapan pelaksanaannya.

Kegiatan ini, lanjut Fira, dibutuhkan di tengah kurangnya perhatian pemerintah Indonesia terhadap pola pendidikan di Indonesia. Ia ingin agar pemerintah lebih memperhatikan lagi pendidikan dasar di Indonesia karena anak-anak itulah yang menjadi harapan Indonesia di masa depan. 

“Untuk pemerintah sendiri belum ada standar di SD misalnya untuk gedung dan pola pengajaran. Saya harap pola pendidikan di Indonesia lebih diperhatikan karena anak-anak jadi harapan bangsa Indonesia,” tandasnya.

Anak Sopir Taksi dengan Nilai IQ di Atas Einstein

http://edukasi.kompas.com

Setelah Victoria Cowie muncul dengan hasil tes kecerdasan (intelligence quotient/IQ) sebesar 162, kali ini Lauren Marbe mengejutkan para gurunya setelah tes IQ Mensa yang dijalaninya menunjukkan angka 161. Ini berarti, nilai IQ gadis berusia 16 tahun ini lebih tinggi dari Stephen Hawking, Bill Gates, dan bahkan Albert Einstein yang memiliki nilai IQ 160.
Uniknya, Lauren adalah anak seorang sopir taksi. Awalnya, gadis asal Essex, Inggris, ini memiliki impian untuk menjadi seorang artis di West End. Namun, kini dia menjadi salah seorang remaja yang diperhitungkan di komunitas bergengsi Mensa, organisasi yang berisi orang-orang dengan IQ tertinggi di dunia dan masuk dalam daftar satu persen orang terpandai di Inggris.

Siswi yang diprediksi hanya akan memperoleh nilai A dan A+ dalam program kurikulum internasional yang paling populer di dunia untuk siswa berusia 14 sampai dengan 16 tahun atau GCSE ini mengaku terharu sekaligus bangga karena prestasi ini berhasil diraih seorang gadis asal Essex.

"Ini sebuah prestasi dan saya sedikit terharu untuk mengatakannya. Saya berambut pirang, saya mengenakan make-up dan saya juga jalan-jalan dengan teman-teman saya. Saya suka kulit saya yang sedikit gelap dan kuku palsu saya. Jadi, saya kira saya gadis Essex yang selama ini dikenal," katanya seperti dilansir Telegraph.

"Saya suka tinggal di Essex dan saya senang karena saya bisa menunjukkan kepada banyak orang bahwa tidak semua gadis Essex itu bodoh dan cuma sekadar pirang," tambahnya kemudian.

"Galau"

Lauren yang merupakan siswa dari Roding Valley High School, Loughton, Essex, ini menjalani tes IQ Mensa setelah mencetak dua A+ dalam bidang sains. Di musim panas ini, Lauren siap menjalani program GCSE untuk bidang fisika dan matematika serta bersiap meraih gelar sarjana arsitek di University of Cambridge.

Namun, Lauren juga mengakui bahwa dia juga "galau" antara tanggung jawab terhadap kemampuan akademik yang tinggi dan impiannya untuk menjadi seorang penyanyi dan penari profesional. 

Selama ini, dia menjadi anggota paduan suara ternama dari tahun 2007 dan pernah tampil di West End. Dia juga masih mengikuti kelas tari dan pelajaran menyanyi, musik rekaman, dan ambil bagian dalam sekolah drama Stage One.

Orangtuanya, David (45) dan Sue Marbe (45), mengaku akan terus mendorong jalan yang akan dipilih oleh Lauren. Namun, mereka tidak pernah menyangka anaknya memiliki kecerdasan yang tinggi.

"Saat hidup di sini, banyak stereotip tentang gadis Essex yang akan menekan namun dia justru memperoleh dukungan dari anak-anak gadis lainnya. Essex sering memperoleh pemberitaan negatif. Orang berpikir bahwa seluruh gadis berambut pirang dan kehidupannya suram. Lauren berambut pirang dan dia mulai mengubah stereotip bahwa semua gadis Essex itu bodoh," kata Marbe.

Einstein sendiri sebenarnya tidak pernah menjalani tes kecerdasan karena belum ada tes kecerdasan modern selama hidupnya. Namun, para ahli memercayai bahwa ilmuwan yang merumuskan teori relativitas itu memiliki IQ 160. Sementara itu, di Inggris saat ini, nilai IQ rata-rata berada di kisaran 100.

55 Beasiswa Penelitian untuk Tugas Akhir Mahasiswa


 Peluang mendapatkan dana penelitian terbuka bagi mahasiswa S1-S3 yang melakukan riset. Pertamina Foundation menawarkan 55 beasiswa penelitian bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan tugas akhir untuk skripsi, tesis, maupun disertasi.

Kami ingin mendorong munculnya peneliti-peneliti dengan hasil riset terkait dengan pilar Education for Sustainable Development ESD lewat program Anugerah Riset Sobat Bumi.
-- Nina Nurlina Pramono
"Selain untuk para mahasiswa, peluang sama juga diberikan bagi para maestro yang akan melakukan riset dengan penelitian mandirinya. Kami ingin mendorong munculnya peneliti-peneliti dengan hasil riset terkait dengan pilar Education for Sustainable Development (ESD) lewat program Anugerah Riset Sobat Bumi," kata Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Nina Nurlina Pramono di Jakarta, Senin (18/2/2013).
Nina menjelaskan yang dimaksud dengan pilar ESD adalah ekologi atau alam, sosial, budaya, ekonomi dan kesejahteraan. Pertamina Foundation menyediakan anggaran sekitar Rp 1,3 milyar untuk 55 peneliti dalam program Anugerah Riset Sobat Bumi Tahun 2013 .
"Para peneliti mendapat dukungan dana bekisar Rp 10 juta -50 juta, yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Salah satu kunci penilaian adalah jika penelitian yang dilakukan mampu mengintegrasikan setiap topik dalam pilar ESD," kata Nina.
Direktur Pendidikan Ahmad Rizali mengatakan, seleksi akan dilakukan secara ketat oleh tim pakar di bidang masing-masing yang merupakan juri independen. "Kalau lulus di tahap ini, mereka diminta mempresentasikan proposalnya di hadapan dewan juri," kata Ahmad.
Peserta diminta untuk mengirimkan proposal penelitiannnya via email ke Sekretaris Panitia (anugrah.risetsobatbumi@gmail.com) mulai 5 Maret 2013. Adapun syarat dan ketentuan dapat dilihat melalui www.beasiswa-sobatbumi.commulai tanggal 25 Februari 2013.
"Untuk yang lulus seleksi proposal, kami akan undang untuk presentasi pada pekan akhir Maret 2013. Sedangkan pemenang anugerah riset diumumkan pada pekan kedua April," ujarAhmad.  

Ini Dia "Top 10" Sekolah Bisnis di Eropa


Tak bisa dipungkiri, negara-negara di Eropa menjadi tujuan favorit bagi kandidat dari seluruh dunia untuk meraih gelar Master of Business Administration (MBA). Program master dalam bidang ekonomi, termasuk administrasi bisnis, disebut-sebut sebagai program favorit yang memang dicari di Eropa.

Namun, tentu saja dari banyak sekolah bisnis yang ada di Eropa, ada yang terbaik. Sekitar akhir tahun lalu, Telegraph mencatat ada 10 sekolah bisnis dengan program MBA full-time terbaik menurut survei Quacquarelli Symonds (QS) 2012/2013 terhadap reputasi sejumlah perusahaan bertaraf internasional. Apa saja?


10. Judge Business School, University of Cambridge di Cambridge, Inggris
Sekolah bisnis ini masuk ke dalam jajaran sekolah bisnis terbaik karena setiap mahasiswa yang diterima  rata-rata memiliki pengalaman kerja selama tujuh tahun.

Dari nilai 100, perusahaan-perusahaan internasional memberi skor 92,8. Rata-rata gaji para lulusannya dalam tiga bulan setelah lulus adalah 94.000 dolar AS. Ada sekitar 26 persen mahasiswa perempuan dan 94 persen mahasiswa internasional.

9. HEC Paris MBA di Paris, Perancis

Perancis terkenal dengan dua sekolah bisnis yang masuk dalam daftar "top 10" ini. Para mahasiswa yang diterima adalah orang-orang yang cerdas dan selalu punya nilai Graduate Management Admission Test (GMAT) yang lebih tinggi dari sekolah bisnis selain tiga besar di daftar ini.

Rata-rata nilai GMAT para mahasiswanya adalah 690. GMAT adalah tes standar untuk menentukan kemampuan seseorang dalam ilmu manajemen bisnis.

Perusahaan-perusahaan internasional memberi nilai 93,1 (skala 100) kepada HEC Paris MBA. Rata-rata gaji para lulusannya dalam tiga bulan setelah lulus belum tercatat namun para mahasiswanya memiliki pengalaman kerja paling tidak enam tahun. Ada 27 persen mahasiswa perempuan dan 85 persen mahasiswa internasional dari total mahasiswa yang ada.

8. IMD di Lausanne, Swiss
Sekolah bisnis yang menjadi satu-satunya wakil Swiss ini memiliki para lulusan yang unggul soal gaji dibanding sekolah bisnis lain dalam daftar "top 10" ini. Rata-rata gaji para lulusannya dalam tiga bulan pertama setelah lulus adalah 125.000 dolar AS.

Sekolah bisnis ini memiliki mahasiswa internasional yang paling banyak karena mencapai 97 persen dari total mahasiswanya. Selain itu, ada 29 persen mahasiswa perempuan. Namun, perusahaan-perusahaan internasional memberi nilai 96 saja dari skala 100.

7. ESADE Business School di Barcelona, Spanyol
ESADE adalah satu dari tiga sekolah bisnis di Spanyol yang masuk dalam peringkat 10 besar ini. Sekolah bisnis ini juga memiliki cabang di Buenos Aires, Argentina.

Perusahaan-perusahaan internasional memberi skor 97,4 (skala 100). Para lulusannya memiliki rata-rata gaji 89.000 dolar AS dalam tiga bulan pertama setelah lulus. Ada 31 persen mahasiswa perempuan dan 94 persen mahasiswa internasional. Rata-rata pengalaman kerja para mahasiswanya adalah lima tahun.

6. SDA Bocconi School of Management di Milan, Italia
Sekolah bisnis terbaik di Italia ini menjadi favorit saat penerimaan mahasiswa baru. Perusahaan-perusahaan internasional memberi skor 98 untuk sekolah bisnis ini.

Rata-rata gaji para lulusannya dalam tiga bulan pertama setelah lulus adalah 93.000 dolar AS dan ada sekitar 33 persen mahasiswa perempuan.

5. IE Business School di Madrid, Spanyol
IE diminati oleh kandidat internasional dan para kandidat perempuan. Setidaknya ada 89 persen mahasiswa internasional dan 33 persen mahasiswa perempuan dari total mahasiswa.

Perusahaan-perusahaan internasioanl memberi nilai 99,1. Rata-rata gaji para lulusannya dalam tiga bulan pertama setelah lulus adalah 82.000 dolar AS. Sayangnya, sekolah bisnis ini masih hanya memiliki 67 persen mahasiswa internasional.

4. IESE Business School, University of Navarra di Barcelona dan Madrid, Spanyol
Ini adalah sekolah bisnis terbaik di Spanyol dengan dua kantor besar, masing-masing di Barcelona dan Madrid.

Perusahaan-perusahaan internasioanl memberi nilai 99,7. Dengan rata-rata kerja para mahasiswa barunya 4 tahun, para lulusannya memiliki rata-rata gaji mencapai 111.000 dolar AS dalam tiga bulan pertama setelah lulus.

Sementara itu, ada 80 persen mahasiswa internasional dan 29 persen mahasiswa perempuan.

3. Said Business School, University of Oxford di Oxford, Inggris

Oxford melampaui Cambridge dalam hal sekolah bisnis karena para lulusannya yang terkenal di dunia. Pasalnya, banyak lulusannya yang langsung memperoleh gaji enam digit dalam tiga bulan pertamanya setelah lulus.

Rata-rata, para mahasiswa barunya memiliki pengalaman kerja selama enam tahun. Namun, meski memiliki porsi 95 persen mahasiswa internasional, Said Business School Oxford hanya memiliki 24 persen mahasiswa perempuan.

2. London Business School di London, Inggris
Sebagai sekolah bisnis terbaik di Inggris, London Business School mencetak nilai sempurna di dalam survei QS. Para lulusannya memiliki rata-rata gaji sebesar 113.000 dolar AS dalam tiga bulan pertama setelah lulus.

Para mahasiswa barunya rata-rata memiliki pengalaman kerja 5 tahun. ADa 28 persen mahasiswa perempuan dan 89 persen mahasiswa internasional.

1. INSEAD di Paris, Perancis
INSEAD adalah sekolah bisnis terbaik menurut survei ini. INSEAD menjadi yang terbaik karena tak hanya meraih penilaian sempurna dari perusahaan-perusahaan internasional, para mahasiswanya memiliki rata-rata nilai GMAT yang tertinggi, yaitu 702.

Para lulusannya memilki rata-rata gaji sebesar 107.000 dolar AS dalam tiga bulan pertama setelah lulus, sementara para mahasiswa barunya paling tidak memiliki enam tahun pengalaman kerja. Ada 33 persen mahasiswa perempuan dan 90 persen mahasiswa internasional.