Minggu, 04 Agustus 2013

Perlunya Minum Kopi Bersama demi Boeing 777-300ER

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia terpaksa menunda pembukaan jalur penerbangan Jakarta-London nonstop dengan Boeing 777-300ER (Extended Range). Alasannya, landasan pacu di Bandara Soekarno-Hatta belum cukup kuat untuk menahan beban Boeing 777-300ER jika berbobot maksimal saat lepas landas.
Untuk beroperasi secara full capacity penerbangan langsung Jakarta-London (nonstop), pesawat Boeing 777-300ER memerlukan kekerasan landasan (pavement classification number/PCN) 132 R/D/W/T. Padahal, saat ini PCN landasan di Bandara Soekarno-Hatta hanya 120 R/D/W/T.

Kapasitas penuh ini berarti Boeing 777-300ER mengangkut 314 penumpang (8 first class, 38 business class, dan 268 economy class) dan kargo 11 ton (berat maksimum lepas landas 351.534 kilogram).
Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, pesawat ini harus dioptimalkan karena harga pesawat yang mahal, tetapi efisien dalam konsumsi bahan bakar. Harga Boeing 777-300ER sekitar 150 juta dollar AS atau Rp 1,5 triliun. Garuda sudah menerima dua dari 10 pesawat Boeing 777-300ER yang dipesan.
Seandainya landasan pacu tersebut siap, Garuda Indonesia pasti menjadi satu-satunya maskapai penerbangan yang melayani penerbangan jarak jauh Jakarta-London. Padahal penerbangan yang lain selalu harus transit satu kali. Dengan Boeing 777-300ER, penerbangan Jakarta-London ditempuh sekitar 18 jam.
Permintaan penerbangan nonstop Jakarta-London cukup tinggi, apalagi jika digabung dengan pasar dari Australia. Emir mengatakan, pasar dari Australia bisa mengisi sepertiga dari target penjualan kursi ke Eropa. Pasar Australia ini didatangkan dari Sydney, Perth, dan Melbourne. Saat ini Garuda melayani lima kali penerbangan ke Eropa dalam seminggu. Dengan Boeing 777-300ER, Garuda bisa bersaing dan akan diperhitungkan di ranah global.
Namun, alasan penundaan penerbangan ke London ini cukup mengejutkan. Apakah sebelum pemesanan pesawat berbadan lebar ini, Garuda tidak mendapat informasi yang cukup mengenai kemampuan Bandara Soekarno-Hatta?

Selama ini pesawat Boeing 777-300ER memang sudah mendarat dan lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dengan bendera maskapai lain. Maskapai yang mendaratkan Boeing 777-300ER di Soekarno-Hatta adalah Singapore Airlines, Cathay Pacific, Emirates, KLM, Saudia, dan Etihad.

Namun, keenam rute perjalanan yang ditempuh maskapai itu tidak jauh, maksimal hanya sekitar sembilan jam. KLM memang ke Eropa, tetapi terbang melalui Kuala Lumpur. Jadi, bisa mengisi bahan bakar di Kuala Lumpur.
Emir mengatakan, dia tidak mungkin menurunkan bobot angkutannya agar bisa lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Jika itu dilakukan, Garuda merugi. Garuda juga tidak bisa mengalihkan rute ke Denpasar atau ke Kualanamu karena pasar Eropa ada di Jakarta dan bukan di bandara lain.
Tidak hanya Garuda yang patut dipertanyakan. Dari segi bandara, juga patut dipertanyakan kesiapannya. Pesawat Boeing 777-300ER bukan satu-satunya pesawat berbadan lebar yang ada di dunia. Kemajuan teknologi penerbangan sangat pesat. Bahkan, Airbus A380, dengan bobot maksimum untuk terbang 60 persen lebih berat daripada Boeing 777-300ER, sudah beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan perkembangan pesawat yang begitu cepat dan pertumbuhan penumpang yang sangat tinggi, seharusnya PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara SoekarnoHatta tidak terlambat mengantisipasi. Apalagi Bandara Soekarno-Hatta adalah gerbang utama Indonesia dari dunia internasional. Standar dan pelayanannya harus berkualitas internasional.
Direktur AP II Tri Sunoko mengatakan, telah melakukan penyehatan Bandara Soekarno-Hatta. Dua landasan yang ada sudah disuntik untuk diperkuat. Proses ini sudah selesai sejak tahun 2012 dan sekarang sedang dilakukan peningkatan. Peningkatan ini berupa pelapisan ulang landasan. Pelapisan tidak bisa cepat dilaksanakan karena Bandara Soekarno-Hatta sangat sibuk. Dalam sehari ada 1.200 penerbangan. Jika satu landasan ditutup, bisa dibayangkan kemacetan di bandara.
Tri mengatakan, pelapisan ini akan selesai pada akhir tahun 2014. Padahal, Garuda sudah ingin segera menerbangkan Boeing 777-300ER ke London pada Mei 2014. Untuk sementara pesawat itu digunakan untuk penerbangan ke Tokyo, Seoul, dan Shanghai, selain untuk penerbangan umrah ke Jeddah, Arab Saudi. Jika sudah dilapis ulang, kekuatan landasan bisa mencapai 142 R/D/W/T.
Semoga ada teknologi baru atau peluang untuk mempercepat pelapisan landasan. Sambil menunggu selesainya pengaspalan, seperti kata Tri, sebaiknya Emir minum kopi dulu bersama untuk membicarakan rencana kerja masing-masing. Apalagi keduanya adalah BUMN. Komunikasi di antara dua BUMN ini tentu bukan hal yang sulit. (M Clara Wresti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar