Minggu, 09 September 2012

INSITUT TEKNOLOGI BANDUNG


Logo ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berkedudukan di Kota Bandung. Nama ITB diresmikan pada tanggal 2 Maret 1959[1]. Sejak tahun 2012, ITB kembali berstatus sebagai perguruan tinggi negeri (bahasa resmi: perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah), berubah dari status sebelumnya sebagai perguruan tinggi badan hukum milik negara (BHMN).[8] Hingga tahun 2012 ITB telah memiliki empat program studi yang terakreditasi secara internasional dari salah satu lembaga akreditasi independen Amerika Serikat ABET, di mana ITB merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki akreditasi internasional tersebut.[9]
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia[10] sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama diHindia-Belanda[11]. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik.
Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, dintaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, Pusat layanan komputer (ComLabs) danObservatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Rektor ITB saat ini adalah Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. untuk periode 2010-2014.

[sunting]

Sejarah

Technische Hooge School 1929
Aula Barat ITB, bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda dengan bentuk atapnya yang khas karya arsitek Henri Maclaine Pont.
Aula Barat ITB
Sejarah ITB bermula sejak awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tanggal 3 Juli 1920.[12]
ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te BandoengTH Bandung, atau THS) dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarnomeraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.
Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama バンドン工業大学 (Bandung Kōgyō Daigaku?)[13] setelah ditutup sejak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, namanya diubah menjadi "Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung". Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pada tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya adalah para mantan pengajar THS yang baru saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang[14]. Dan pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri. Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia sejak 2 Februari 1950.
Kemudian pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, ITB merupakan salah satu pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.
ITB juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.
Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru.

[sunting]Fakultas dan Sekolah

Fakultas/sekolah dan program studi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
  1. Matematika (MA) - S1, S2, S2 Pengajaran, dan S3
  2. Fisika (FI) - S1, S2, S2 Pengajaran, dan S3
  3. Kimia (KI) - S1, S2, S2 Pengajaran, dan S3
  4. Astronomi (AS) - S1, S2, S2 Pengajaran, dan S3
  5. Aktuaria - S2
  6. Sains Komputasi - S2
Sekolah Farmasi (SF)
  1. Sains dan Teknologi Farmasi (FA) - S1
  2. Farmasi Klinis dan Komunitas (FK) - S1
  3. Program Studi Profesi Apoteker
  4. Program Pasca Sarjana Farmasi - S2, dan S3
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)
  1. Teknik Geologi (GL) - S1, S2, dan S3
  2. Teknik Geodesi dan Geomatika (GD)]] - S1, S2, dan S3
  3. Meteorologi (ME) - S1
  4. Oseanografi (OS) - S1
  5. Teknik Air Tanah - S2
  6. Sains Kebumian - S2, dan S3
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM)
  1. Teknik Pertambangan (TA) - S1, S2, dan S3
  2. Teknik Perminyakan (TM) - S1, S2, dan S3
  3. Teknik Geofisika (TG) - S1, S2, dan S3
  4. Teknik Metalurgi (MG) - S1, S2, dan S3
  5. Teknik Geothermal - S2
Fakultas Teknologi Industri (FTI)
  1. Teknik Kimia (TK) - S1, S2, dan S3
  2. Teknik Fisika (TF) - S1, S2, S2 Instrumentasi dan Kontrol, dan S3
  3. Teknik Industri (TI) - S1, S2, dan S3
  4. Manajemen Rekayasa Industri (MRI) - S1
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD)
  1. Teknik Mesin (MS) - S1, S2, dan S3
  2. Aeronotika dan Astronotika (AE) - S1, S2, dan S3
  3. Teknik Material (MT) - S1, S2, dan S3
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK)
  1. Arsitektur (AR) - S1, S2, dan S3
  2. Perencanaan Wilayah dan Kota (PL) - S1, S2, dan S3
  3. Program Magister Studi Pembangunan - S2
  4. Program Magister & Doktor Transportasi - S2, S3
  5. Program Magister Studi Pertahanan - S2
  6. Program Magister Rancang Kota - S2
  7. Program Magister Perencanaan Kepariwisataan - S2
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)
  1. Seni Rupa (SR) - S1
  2. Kriya (KR) - S1
  3. Desain Komunikasi Visual (DKV) - S1
  4. Desain Interior (DI) - S1
  5. Desain Produk (DP) - S1
  6. Program Magister Seni Rupa - S2
  7. Program Magister Desain - S2
  8. Program Doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain - S3
Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM)
  1. Manajemen (MB) - S1
  2. Program Magister Sains Manajemen - S2
  3. Program Magister Administrasi Bisnis - S2
  4. Program Doktor Sains Manajemen - S3
Plaza Widya ITB dengan Gunung Tangkuban Perahu di kejauhan, perhatikan bentuk atap khas bangunan di ITB.
Bangunan perpustakaan pusat ITB
Fakultas adalah unit pendidikan di ITB yang di dalamnya terdapat beberapa Program Studi (dulu departemen), baik di tingkat sarjana, magister, maupun doktor. Sementara itu, sekolah adalah unit pendidikan yang memiliki beberapa program studi namun keilmuan-keilmuan yang ada di program studi itu tidak terlalu jauh. Misalkan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB yang memiliki 5 program studi, memang batas keilmuannya cukup dekat, yaitu di lingkup keelektroteknikan (Teknik Elektro, Telekomunikasi, dan Tenaga Listrik), serta di lingkup Computer Science (Teknik Informatika dan Sistem Teknologi Informasi). Oleh karena itu, meskipun jumlah program studi di dalamnya semakin banyak, istilah 'sekolah' tersebut tidak diubah menjadi 'fakultas'. Namun demikian, secara administratif tidak ada perbedaan yang berarti antara fakultas dan sekolah, dengan kata lain perbedaan Fakultas dengan Sekolah di ITB hanyalah sekadar terminologi belaka. Keduanya dipimpin oleh seorang Dekan dengan dibantu oleh 2 orang Wakil Dekan, yaitu Wakil Dekan bidang Akademik dan Wakil Dekan bidang Sumber Daya.

[sunting]Akreditasi

Setelah bertahun-tahun mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai A untuk sebagian besar program studinya, pada tahun 2011 dua program studi ITB meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board for Engineering and Technology(ABET) yang merupakan badan akreditasi independen terkemuka di Amerika Serikat (AS). Program studi yang mendapatkan akreditasi dari ABET adalah Program Studi Teknik Elektro dan Program Studi Teknik Kelautan.[15]
Pada pertengahan Agustus 2012, kembali ITB meraih akreditasi internasional untuk dua program studi yaitu Program Studi Teknik Kimia dan Program Studi Teknik Fisika. Kini ITB telah memiliki empat program studi yang terakreditasi secara internasional, di mana ITB merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki akreditasi secara internasional dari ABET. Dengan diraihnya akreditasi ABET merupakan jaminan bagi para calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih institusi pendidikan yang berkualitas baik secara nasional maupun internasional.[9]
Dengan akreditasi ABET tersebut, lulusan ITB mulai tahun 2012 akan mendapatkan ijazah tak hanya akreditasi BAN-PT tetapi juga terdapat logo ABET yang membuktikan bahwa lulusan ITB telah terdidik dengan standar internasional, tidak hanya terlembaga tetapi juga telah tersertifikasi secara resmi.[9]
Adanya akreditasi ini juga manfaatnya dapat dirasakan oleh para pengguna lulusan ITB. Anak didik ITB memiliki standar profesional kerja yang dapat disamakan dengan lulusan luar negeri ternama. Sehingga perusahaan penerima mereka dapat lebih yakin terhadap almamater mereka.[9]

[sunting]Reputasi

Berdasarkan tingkat kepopuleran perguruan tinggi di dunia maya, dengan jumlah sampel 335 institusi perguruan tinggi oleh 4icu.org untuk tahun 2012, ITB masih menjadi perguruan tinggi terpopuler di Indonesia.[16] Hingga pertengahan Juli 2012, ITB menempati peringkat ke-13 di lingkup Asia,[17] dan peringkat ke-82 di dunia (satu-satunya yang mewakili Indonesia di dalam Top 200 Colleges and Universities in the world)[18].
Sedangkan menurut penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-QS, ITB menempati peringkat 80 di dunia dalam bidang Teknik dan IT, satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam 100 besar pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT.[19]. Kemudian pada tahun 2011 dalam bidang yang sama, peringkat yang ditempati ITB menjadi peringkat 100 di dunia.[20]
Dari tahun 2007 hingga saat ini, khusus untuk bidang Engineering & Technology dan Natural Sciences, ITB menempati peringkat pertama di Indonesia dan satu-satunya kampus di Indonesia yang memperoleh "bintang empat" dari QS World University Rankings.[21]
  • Pada tahun 2009, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-21 di Asia[22] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempatiperingkat ke-27 di Asia[23] dan peringkat pertama di Indonesia.
  • Pada tahun 2010, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-30 di Asia[24] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempatiperingkat ke-35 di Asia[25] dan peringkat pertama di Indonesia.
  • Pada tahun 2011, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-26 di Asia[26] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempatiperingkat ke-41 di Asia[27] dan peringkat pertama di Indonesia.
  • Pada tahun 2012, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-27 di Asia[28] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempatiperingkat ke-35 di Asia[29] dan peringkat pertama di Indonesia.
Sedangkan menurut tingkat keketatan masuk SNMPTN bidang IPA tahun 2009, ITB merupakan perguruan tinggi dengan tingkat kesulitan tertinggi dari 422.159 peserta ujian. Sebagai gambaran untuk tahun 2007 nilai rata-rata ujian seleksi masuk yang diterima di ITB adalah 808,82; disusul berikutnya UI (762,85), Unair (723,01), ITS (719,70), UGM(673,52).[30]
Tahun 2008 ITB (826,01), UGM (774,09), Unair (742,60), UI (732,20), ITS (709,86).[30]
Tahun 2009 ITB (92,54), UGM (88,88), UI (87,11), ITS (83,55), Unair (83,36).[30]
Sedangkan pada tahun 2012, ITB memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 788,34; disusul UI (735,94), UGM (677,63),ITS (675,53), dan Unair di urutan ke lima.[31][32]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar