Sabtu, 02 November 2013

Mengapa Manusia Merasa Takut

 Melihat setan, pocong, di film horor dan merasa takut? Perasaan itu dialami banyak orang. Namun, apa sebabnya?

Sebuah video memuat penjelasan American Chemical Society tentang rasa takut, tentu saja dari sudut pandang ilmu kimia. Video tersebut bisa dilihat di bawah.

Dalam video, Abigail Marsh dari Georgetown University mengatakan, rasa takut adalah sebuah ekspektasi atau antisipasi dari bahaya yang mungkin muncul.

Tubuh sensitif terhadap ancaman tertentu. Ada banyak cara untuk mengirimkan sinyal yang memicu rasa takut ke otak.

Bayangkan sebuah situasi di mana Anda sedang menonton film dan tiba-tiba mendengar suara keras di beranda. Anda menebak-nebak, apakah itu hantu, pencuri, atau alien.

Marsh menguraikan apa yang terjadi pada situasi itu. "Saraf di telinga yang mengirimkan suara itu adalah yang bagian pertama dari sistem saraf yang terlibat," katanya.

Sinyal kemudian akan dikirimkan ke bagian otak bernama thalamus dan kemudian ke bagian lain yang disebut amygdala.

Amygdala akan melepaskan senyawa neurotransmitter, disebut glutamat. Senyawa ini adalah senyawa kimia di balik rasa takut.

"Aksi glutamat di amygdala untuk merespons rasa takut yang Anda dengar memicu respons lainnya," jelas Marsh seperti dikutip Foxnews, Selasa (29/10/2013).

Respons yang saling timbal balik datang dari bagian otak yang bernama periaqueductal gray, bagian otak yang mengontrol dua respons klasik takut, yakni melompat dan kedinginan. 

Kemudian, bagian hipotalamus yang mengontrol respons perlawanan meningkatkan detak jantung dan seterusnya.

Respons takut yang sampai ke kelenjar adrenalisn membuat tubuh melepaskan kortisol dan adrenalin. 

Selain itu, rasa takut juga membuat tubuh melepaskan glukosa ke aliran darah sebagai kekuatan bagi Anda untuk berlari bila diperlukan.

Tergantung tingkat rasa takut, tubuh merespons sinyal dengan cara berbeda. Anda bisa saja hanya menutup mata atau lari karena takut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar